ketika awan mendung, aku akan berlari keluar, bertelanjang kaki dan menari bersama rinai hujan. Dalam basah akan kutemukan inspirasi, maka pada kata-kata ini kukristalkan dingin kisahnya
Sunday, May 16, 2010
Untuk Lelakiku II
Berhentilah iri!
Berhenti cemburu.
Ini karena percakapan tadi pagi.
Engkau bertanya mengapa tak kebagian kata-kata?
Tidak kah aku sadari, ceritaku sebelumnya, ratusan kata-kata itu, semua tertuju untukmu.
Itu bukan hanya kisahku, tapi juga kisahmu, ceritamu, tentang mu.
Menulis itu sebab mengingat dirimu.
Berhentilah iri!
Berhenti merengek.
Jangan seperti kanak-kanak yang tak kebagian permen,
lalu merajuk.
Berhenti bertingkah seperti bocah!
Bertanya-tanya mengapa tak kebagian komentar,
hanya sebab kau sudah menyukai.
Kau sendiri gagu berkata-kata, bukan?
Harus ku komentari apa pada kata-katamu yang kosong?
Masih kurang kah puluhan dan ratusan kata sebelumnya?
Kurang apa lagi?
Tak mengomentari bukan berarti tak menghargai, tak mencintai,
tak menyukai, tak berterima kasih.
Ini untukmu, bukan, lelakiku?
Jadi, berhenti lah iri.
Jangan membodoh-bodohi diri.
Jakarta,
28.1o.2oo9
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment