Thursday, December 29, 2011

Que Sera Sera

Ini mungkin bukan resolusi untuk tahun baru. Cuma beberapa keinginan yang ingin dilakukan untuk tahun 2012. Mungkin tidak terwujud semua, atau mungkin kebalikannya. Tidak ada salahnya membuat susunan rencana, kan? Que sera sera...


[satu]

Saya harus lebih berhemat, mungkin tepatnya lebih merencenakan pengeluaran. Membuat rincian yang rapih tentang pengeluaran tiap bulan. Apalagi sekarang sudah punya rumah tangga sendiri. Harus nabung, nabung, nabung.



[dua]

Merealisasikan bisnis online shopping yang selama ini baru sekadar omongan saja. Harus segera dimulai rasanya. Saya buta memulainya, tapi harus dicoba pelan-pelan, semoga ada jalan dan lancar semuanya.



[tiga]

Membaca lebih banyak buku dan menulis lebih produktif. Penyakit saya yang satu ini rasanya sering banget kumat. Buku-buku yang dibeli dari acara diskonan tahun ini atau yang udah numpuk di rak buku masih banyak yang belum tersentuh sama sekali. Empat atau tiga bulan terakhir ini rasanya hampir gak ada buku baru yang saya buka untuk dibaca.



[empat]

Liburan. Belum direncanakan kapan dan kemana. Mungkin tidak perlu jauh-jauh, tapi saya kira setidaknya sekali dalam setahun, liburan itu perlu. Kalau tahun ini saya ke Bali, Jogja, Pattaya-Bangkok,  Pelabuhan Ratu, dan Ho Chi Minh City, mungkin tahun depan saya mau ke Karimun Jawa, Lombok atau kemana aja deh. Hihihi...



[lima]

Hamil? Hahaha! We'll see.




Kaleidoskop

Hey, tinggal tiga hari lagi menuju tahun baru! Cepatnya kau, waktu. Terinspirasi tulisan Gie dan Mbak Eka tentang rangkuman tahun 2011-nya mereka, saya juga mau membuat kaleidoskop untuk 2011 saya. 


Januari
Tahun 2011 saya dimulai dengan stress tak berkehabisan dan galau akut. Pekerjaan, percintaan, masalah keseharian semuanya terasa berat dihadapi. Masih saya ingat hampir setiap hari pikiran saya hanya tentang resign dari kantor dan "kabur" dari sosok lelaki itu. Parahnya, pikiran saya stuck dan gak tau harus berbuat apa. It's not a good start, but you know, life goes on. 

Februari
Broke up and there is no way back! Yup, saya memutuskan hubungan dua tahun saya dengan lelaki itu. Tidak ada alasan apa pun lagi untuk merasa kasihan dengannya, dengan siapa pun atau apa pun. It's my life and I have to think about it seriously. Setidaknya hal ini mengurangi satu beban dalam hidup saya. Tiga hari setelah putus saya langsung kabur ke Bali dengan teman-teman sepergalauan. Hehehe... Di bulan ini juga, cerpen saya, Biru, masuk ke dalam kumpulan buku di kompetisi #nulisbuku.

Maret
Berubah status jadi single, saya menghabiskan waktu sesuka-suka hati. Seringnya nonton teater dengan Shanti, pergi ke museum-museum di Jakarta dengan teman-teman Belanda 04, pergi ke toko-toko buku. Saya berkenalan dan menjadi dekat dengan beberapa orang yang awalnya saya kenal hanya lewat maya. Mbak Novi, Mbak Ayu, Suci, dan masih ada dengan beberapa orang lainnya. Di bulan ini, setelah pulang dari Bali itu saya mulai sering berhubungan lagi dengan Gema lewat sms atau chatting.

April
Saya mulai sering bertemu Gema setelah ia resmi menetap dan kerja di Jakarta. Tapi sebelum itu saya juga dekat dengan laki-laki lain, hehehe. Sepertinya bulan ini masalah percintaan terus yang hadir. Dilema, cinta segitiga, orang-orang baru di keseharian saya.

Mei
Bulan ini dibuka dengan hari ulang tahun saya dan merasa begitu diberkahi. Disusul dua pernikahan teman dekat saya, Dhiesta dan Ayu. Lalu pertengahan bulan ini saya pergi liburan ke Jogja dengan Mbak Nova, dan bertemu dengan Suci untuk pertama kalinya. Dan menjelang akhir bulan ini, saya resmi pacaran sama Gema. ^_^

Juni-Juli
Dua bulan ini saya merasa dilanda cobaan yang begitu terlalu. Banyak hal-hal yang dikirimkan pada saya. Perkara yang membuat saya terbang ke angkasa, juga hal-hal yang membuat saya kerap kali ingin mati. Ujian yang menjadikan saya bosan untuk bertingkah baik hati atau diam saja. Ini semacam pertempuran yang memaksa saya bersabar luar biasa. Bulan-bulan penuh airmata. Dunia rasanya jungkir balik setiap hari. Some people say life is a rollercoaster, I just faced it!

Agustus
Pertengahan bulan ini saya pergi ke Pattaya dan Bangkok, Thailand, bersama teman-teman kantor. Akhir bulan kemudian ditutup dengan Idul Fitri. Dan pertama kalinya saya datang ke rumah orangtua Gema, di Pelabuhan Ratu.

September
Pertunangan saya dan Gema di jelang akhir bulan ini.

Oktober-November
Sibuk dengan persiapan pernikahan. Makin jarang menulis dan membaca. :(

December
This is the time of my life. Pernikahan saya dan Gema di tanggal 10 bulan ini menjadikan saya orang yang paling bahagia di dunia rasanya. Hehehe...! Libur 10 hari dari kantor dan bulan madu ke Vietnam, rasanya cukup membayar lunas rasa capek dan stress karena mempersiapkan ini semua. Pindah dari rumah mama dan memulai hidup berdua dengan Gema, masih banyak hal yang harus saya pelajari untuk menjadi istri yang baik. :)



Waktu akan terus berjalan. Saya belajar banyak dari apa yang telah dialami di tahun ini.  Berjuang dan mencoba berdamai dengan sakit hati, dan masih saja berusaha menjadi ikhlas dan memaafkan. Bersyukur atas banyak hal yang dilimpahkan dan telah Tuhan tetapkan kepada saya.

Pada akhirnya, seperti kereta yang lewat di stasiun, selalu ada yang datang dan menjauhi. Kenangan, akan tetap tinggal di sini. Hati.


Jakarta, 29 Desember. 2011



pic from here

Tuesday, December 27, 2011

Ajarkan Aku Bagaimana Caranya

menjadi IKHLAS!



I'm forget the link, please claim.

Jejak*

ada sisa hujan dalam napasmu malam ini
jejakmu adalah titik-titik air di kaca dan aspal
aku berdiri di gerbang itu -- menunggumu:

ini aku, ini aku, ini aku


Bekasi, 10 Desember, 2011
Written for the newlywed Meida and Gema. May you two be as happy as you can be.


*Puisi ini hadiah pernikahan dari teman saya, Cia, ditulis tepat sepulang menghadiri pernikahan saya.

pic from here

Sunday, December 25, 2011

Di Dalam Kamar

Di dalam kamar ada kepiluan yang aku jaga secara rahasia. Pilu --mengalir ke ujung mata-- yang disembunyikan dari sosok lelaki berwajah menawan itu. Juga dari tembok-tembok bisu yang selalu menyaksikan aku memakan jantungku sendiri dan memukul-mukulkan kepala ke jendela. Menyaksikan aku perlahan menjadi gila.

Di dalam kamar ada ingatan yang mengental tentang perjumpaan awal yang dikhianati. Berkelebat di mata tingkah laku menjijikan dua anak tuhan, seperti tak pernah puas menikmati dosa. Kisah dari enam purnama yang menjelma duka tak berkehabisan.

Di dalam kamar, aku menangis lirih dan tak membiarkan, bahkan, seekor semut yang berlari di dinding mendengar isakku. Tak juga lemari, jam dinding dan tempat tidur.

Aku mengira, mungkin, tembok, lampu dan juga pintu telah mengendapkan tangisku serta ingatan itu. Menyimpannya menjadi panah beracun yang seketika ditusukan ke dada, ketika di kamar ini aku sendiri.

Di dalam kamar, saat sendiri, kerap kali aku ingin pulang ke tanah tempat tulang-tulang rebah.



Jakarta, 25 Desember, 2011
10:50


pic from here

Thursday, December 22, 2011

Sebelum Silam

kita bersiap dengan langkah-langkah baru. menanti di muka pintu-pintu yang senantiasa kita tunggu. aku masih meracik harapan untuk menemani perjalanan duabelas bulan kita ke depan nanti. tentu saja, aku juga menitipkan doa-doa kepada semesta, agar tetap menjaga kita dan semua yang dicinta.

desember akan selalu ditinggalkan, tapi kita memastikan jejaknya tetap di sana. menyimpan tumpukan kenangan, ingatan yang mengental, dan kisah-kisah yang selalu kita kenang sebagai masa lalu. jangan risau, kita bertemu setahun lagi, ya, semoga. :)

aku akan mengingat desember selalu, seperti mengingat kisah cinta kita, dan rintik-rintik hujan di antaranya. tak terasa waktu begitu cepat ya. masih kuingat kau sebagai pengembara yang datang dan pergi,  menawarkan sapa dan senyum, kadang sekadar melintas. siapa mengira ternyata kita tutup desember dengan pelangi.

sebelum silam, masih ingin kutanamkan ribuan bunga mimpi, harapan, serta asa. dan rekahlah mereka agar menjadi hiasan teduh di jalanan yang hendak kita tapaki esok ketika Januari mengetuk pintu rumah kita. atau sekadar kuntum yang kau petik dan diselipkan di telingaku nanti.




Jakarta, 22 December, 2011

pic from here



Friday, December 16, 2011

You May Kiss The Bride

Hey people, I'm a wife, now! :D

Agak sibuk kemarin ini mempersiapkan pernikahan, saya jarang mengisi blog ini. Cerita pagi ini ditulis, saya sedang tepat berada di kamar sebuah hotel di daerah Bui Vien, Ho Chi Minh City. Yeah, honeymoon!

Sudah empat hari berlalu dari pernikahan kami, saya masih belum bisa membedakan apa rasanya menikah, memiliki suami, dengan sebelumnya. Kemarin sempat terlontar ucapan dari Gema, ketika kami sedang menunggu pesawat kesini, "kita udah nikah belum sih?" Yup, rasanya masih kaya pacaran. Hehehe.... But I am getting a tons of hapinness. Bahagia membuncah, bergulung-gulung di dalam dada rasanya.

Saya belum bisa menulis banyak saat ini. Tapi saya berdoa semoga pernikahan ini memberikan banyak berkah bagi kami, bagi siapa pun yang telah mengirimkan doa-doa terbaiknya bagi kehidupan kami ke depan. Semoga Tuhan tetap menjaga rasanya, rasaku, rasa kami, selamanya.

Apa lagi yang harus kuminta, jika kebahagiaan seperti hari-hari ini selalu terasa sejak saya membuka mata di kala pagi, ketika hujan maupun saat mentari tersenyum cerah, dan menemukan dia terbaring di sisiku. Suamiku.

I love you...!



Ho Chi Minh City, 14 December, 2011
pic from here

Thursday, December 8, 2011

Selamanya

seperti merah bara yang nyala
seperti dingin pada hujan
dan kekal asin pada laut

aku mencintaimu
selamanya


Jakarta, 8 Desember, 2011


pic from here

Festival Hujan

JADWAL FESTIVAL HUJAN, 
5-28 DESEMBER 2011 DI SURAKARTA



*Senin, 5 Desember, Pukul 15.00 WIB :
PEMBUKAAN FESTIVAL HUJAN 2011 DI SURAKARTA.

Prapto Surya Dharmo (Ritual Dancer, From Surakarta) Kolaborasi dgn Sahita (Dancer, Surakarta)
Judul "Reog Payung" di Pasar Gading.

*Jumat, 9 Desember,Pukul 15.30 WIB :
Nungki Nur Cahyani (Dancer, Jogjakarta) di Desa Kampung Sewu.

*Minggu, 11 Desember, Pukul 15.00 WIB :
Mugiono Kasido (Dancer, Surakarta), Judul " Nyungsung Udan" di Joyosuran.

*Jumat, 16 Desember, Pukul 15.00 WIB :
Citra Pratiwi (Teater, Jogjakarta) di Kampung Sewu.

*Sabtu, 17 Desember , Pukul 15.00 WIB :
Jen Shyu ,(Singer and Dancer, Newyork) di Kampung Sewu.

*Sabtu,17 Desember , pagi-malam :
Yuni Bening, Judul " instalasi bermain Hujan " ,di Kampung Sewu.

*Rabu ,21 Desember , Pukul 15.00 WIB :
Estefania (Dancer, Venesvella), di depan Stasiun Jebres

*Jumat,23 Desember,Pukul 15.00 WIB :
Afrizal Malna (penulis ) and Fitri (Dancer) Judul ,"Ikan dari langit" ,di Kampung Sewu

*Senin , 26 Desember, Pukul 19.30 WIB :
Ki Slamet Gundono (Dalang, Surakarta), Judul "Blues Mantra Hujan tuk Si Mbok" di Kampung Sewu. 

*Selasa, 27 Desember, Pukul 19.30 WIB :
Elisabeth D Inandiak (Penulis, Perancis), Mutar Film " Hujan dan Merapi " diskusi, Di Kampung Sewu.

*Rabu, 28 Desember, Pukul 19.30 WIB.
PENUTUPAN FESTIVAL HUJAN 2011 DI SURAKARTA
Ki Warseno Slenk (Dalang,Surakarta), Judul "'Mensyukuri Air Hujan" Di Kampung Sewu



pic from here

:: infonya mungkin agak sedikit telat, tapi yang berminat masih bisa datang ke Surakarta lho. Apalagi untuk para pecinta hujan.

Friday, December 2, 2011

'till The End

... aku mencintaimu. mencintaimu seperti hujan yang turun sore hari. jatuh tanpa alasan dan menyenangkan.
(Pada Sebuah Perjalanan - Gema Yudha)



Entah bagaimana aku mengingat kisah kita. Cinta yang datang tanpa ketuk pintu. Sapaan-sapaan singkat tanpa tatap mata. Lewat puisi. Teguran sekilas yang mungkin tak pernah terlintas akan membekas. Lalu pertemuan di antara rak buku tua. Kau sampai di ujung rambutku dan aku di pundakmu. Lalu senyummu itu.

Kita menyusupi malam diantara hembusan angin dingin. Di bawah taburan bintang, di atas gedung, di sebuah taman kota yang kerap kali kita kunjungi --mendengarkan puisi dan lagu yang didendangkan penyair jalanan--, aku sibuk mengumpulkan isyarat di matamu.

Ada yang tak pernah terbayangkan bahwa kita akhirnya bersama dalam sebuah perjalanan, berusaha menyamakan langkah. Juga, bagiku ialah  perjuangan dari ragu ke ragu, kisah jalanan berlubang, liku dan misteri di matamu. Hari mungkin masih terlalu pagi kala itu, namun seperti gemuruh, namamu yang bergema dalam dada dan kepala. Aku jatuh cinta. Tanpa alasan.

Siapa mengira pertemuan di balik rak buku tua mengantarkan kita pada taman bunga. Kemudian yang aku tahu hanya satu, ingin bersamamu selamanya. Menjadi matahari yang makin menua, dan langit tak pernah bosan kepadanya.



Jakarta, 2 December 2011

pic from here

Wednesday, November 30, 2011

For Love That Lasts Forever


I do swear that I'll always be there.
I'd give anything and everything and I will always care.
Through weakness and strength, happiness and sorrow,
for better for worse, I will love you with
every beat of my heart
(From This Moment - Shania Twain)

Tuesday, November 29, 2011

Kutukan Sebelas

Pagi-pagi liat Twitter ada mention dari Mbak Enno, katanya suruh cek blognya. Ternyata eh ternyata pagi-pagi udah kena kutuk aja suruh ngerjain Pe-Er. Hadeeuuh... Saya disuruh menjawab sebelas pertanyaan dari Mbak Enno, sekaligus juga membuat sebelas pernyataan tentang diri sendiri, dan membuat sebelas pertanyaan lagi untuk orang lain. Pertanyaan-pertanyaannya Mbak Enno kali ini kok agak berat yaa... Hehehe, tapi gak apa-apa dibanding dulu suruh ngungkap 10 aib sendiri. Ter-la-luuu...!

Oke deh, let's start with it.

Eleven things about me:

1. Saya anak kembar. Nama kembaran saya Meina. Awas aja masih ada yang kaget saya punya kembaran *ketokpakepacul*
2. Satu-satunya binatang yang pernah saya pelihara ialah kelinci.
3. Gak pernah masuk TK. Umur 5 tahun udah di kelas 1 SD.
4. Suka hujan dan puisi. Suka laki-laki mah udah pasti. *plaaak*
5. Sejak Meina pacaran di kelas 2 SMP, saya bertekad gak mau pacaran sebelum umur 17 tahun. Dan, saya punya pacar pertama kali tepat di hari ketika saya berusia 17 tahun.
6. Emosional. (yang temenan sama saya dari jaman dinosaurus pasti udah tau seberapa galak saya, hehe)
7. Suka gigitin kuku kaki.
8. Suka bau kopi, tapi gak terlalu suka rasanya
9. Sambel freak!
10.Alergi debu
11. Saya mau nikah 10 hari lagi. Hehe...


Pertanyaan dari Mbak Enno:

  1. Telur dulu atau ayam dulu? Alasan harus ilmiah! Ayam lah. Menurut saya sih Tuhan menciptakan ayam duluan deh, dibandingin menciptakan ribuan telur aneka binatang. Hehe... Ilmiah kan tuh?!
  2. Gado-gado terdiri dari sayuran dan bahan-bahan apa aja hayooo? Bumbunya: kacang tanah, garam, cabai, air, gula merah, bawang putih. Sayurannya: Timun, bayam, tauge, kangkung, pare, kentang, kacang panjang. Kadang-kadang pakai tambahan telur rebus, tahu, dan tempe. *ketauan deh gw tukang jualan gado-gado* :D
  3. Kalau sarapan pagi enaknya makan apa ya? Roti bakar coeklat sama teh manis anget atau nasi goreng pake telor ceplok. 
  4. Kalau kamu presiden, tolong jelaskan alasan politis mengapa harus Syahrini yang disodorkan ke cowok-cowok kece dari luar negeri itu? Ehem! Begini... Saya sebenernya gak mau ikut campur urusan hidup Syahrini yang sesuatu banget itu yah. Cuma saya rasa dengan istilah mau sama mau (tuh cowo-cowo kece mau juga disodor-sodorin Syahrini, nah si enengnya juga demen kayanya. Murahaaaaan ciiiiiin...) *Eh, maap, presidennya kok agak melambay yaa.* Jadi, ya sudahlah ya, kalau saya atau kalian melarang pun, nanti eneng Syahrini bisa menuntut ke pengadilan karena Hak Asasinya dilanggar. (Eh, ada gak sih hak untuk menyodor-nyodorkan diri ke lelaki???) Huehehe....
  5. Lagu yang suka kamu dengar kalau lagi galau apa? Sebutkan alasannya dari sudut pandang hukum.  Haduh, Mbak Enno ini mentang-mentang lulusan Hukum, kok galau aja mesti diliat dari sudut pandang hukum ya?! Baiklah, saya kalau galau seneng lagu apa aja yang musiknya sedih deh. Biar makin menghayati gitu, kaya dengerin October & April-nya The Rasmus. Tapi, buat saya, orang galau itu berhak dengerin lagu apa aja, mau dengerin lagu yang bikin jingkrak-jingkrakan juga sah dong, mungkin supaya hatinya bersemangat lagi. Mau dengerin lagu yang makin bikin mellow juga sah. Mendengarkan apa aja kan hak asasi setiap individu, selama tidak mengganggu kepentingan orang lain. Tsaaaahh....
  6. Seandainya kamu itu reinkarnasi dari seseorang di masa lalu, kamu berharap reinkarnasi siapa? Hmm... siapa ya?! Salah satu ratu Inggris di abad pertengahan, atau seorang penyihir hebat di jaman dahulu kala. *khayalan tingkat tinggi dimulai*
  7. Mahluk halus yang paling menakutkan buat kamu apa? Gak usah nanya deh! Semua mahluk halus juga serem buat saya! tuyul kek, kuntilanak, genderuwo, siluman babi, siluman monyet, suster ngesot, apa aja deh pokoknya serem. Udah gak usah nanya-nanya lagi soal setan!!! *laringibriiit*
  8. Saya minta resep masakan tradisional Zimbabwe dong, please? Nama masakannya Biawak Bakar a la Chef Meida Queen. Biawak dipotong-potong terus digaremin dan dibakar kaya sate, terus disajikan dengan rebusan kacang merah dan jagung yang dimasak di dalam pure pepaya. *ngarangindah*
  9. Kalau misalnya ada Uni Asia berarti harus ada mata uang bersama dong ya... usulkan dong nama mata uang barunya!  Azia
  10. Tempat wisata mana yang seumur-umur kepingin kamu datangi tapi belum kesampaian? Kalau ke sana mau ajak siapa? Banyaaaakkk! London yang paling pengen. Sama Ena, kayanya, biar komplit gokilnya menjelajah Inggris
  11. Kalau kamu diangkat jadi presiden, apa yang akan kamu lakukan berkaitan dengan perlindungan orangutan? Jawaban harus serius karena ini masalah serius. Eh iya, ini serius banget!!! Saya sampe menitikkan airmata waktu liat di tivi tentang pembantaian orangutan di Kalimantan. Kalau saya jadi presiden, karena presiden juga manusia, saya mau gelar tabligh akbar untuk ngedoain semoga orang-orang yang mukulin dan bunuhin orangutan masuk neraka jahanam (sama untuk orang yang masukin selang ke perut sapi, terus bikin sapinya sampe mati karena kebanyakan minum, cuma untuk jual sapi gelondongan). *kayanyajawabansayagakseriustapiberdasaremosi* Tapi yang jelas harus memperketat lagi aturan-aturan untuk perusahaan-perusahaan yang mau membuka lahan di kawasan perhutanan. Perusahaan yang membuka lahan di areal perhutanan harus juga turut menjaga keberlangsungan hutan dan satwa yang ada di sana. Kalau terjadi hal kaya di tivi itu, langsung ditutup aja tuh perusahaan!!!


pic from here.  Kalo gambar di tulisan Mbak Enno kuenya dibagi-bagi, saya mau makan sendiri aja deh, kalau bikin 11 pertanyaan lagi buat dikasih ke teman-teman saya, pasti pada males jawabnya. Huh! Gak asik deh cuy...

Monday, November 28, 2011

Di Tepi Pantai

siapa menerka kita buih ombak yang berkejar di gigir pantai
bergulung-gulung datang dan pergi, lagi dan lagi
siapa mengira kita camar yang menari di dermaga itu
berterbangan di langit lembayung

gadis yang duduk di tepi pantai itu memandang laut dengan seutas senyum dan segelas airmata



Jakarta, 28 November, 2011

pic from here

Saturday, November 26, 2011

Pecah

mungkin sering kali kau temukan aku kecewa dalam senyuman
ketika bunga-bunga mengalir di bibirmu, aku mencari dosa di matamu
menjelma apakah kita nanti, jika hatiku pecahan cermin

Friday, November 11, 2011

Di Sebuah Malam

kita masih berjalan diantara gelombang pasang
menikmati keindahan yang menjadi lusuh
mengamati lintasan kesibukan yang senyap

lalu kesunyian mengantar kita ke pemakaman
melewati jalan dengan dua latar;
kiri siang kanan malam
sambil bergandengan tangan

aroma kamboja lalu menyadarkan segala ingatan
kaupun tersenyum dengan hembusan kemenyan
“siapa yang akan duluan di kuburkan?”


-Gema Yudha-

pic from here


Tuesday, November 8, 2011

Api-Api Yang Tak Padam

kurasa masing-masing kita masih saja sibuk mencari celah
untuk tahu siapa yang bersalah
bara masih menyala
di matamu, di hatiku

senja makin tua dan tiap helai daun gugur membakar kenangan
akan lupa kah kita kelak?
pada luka-luka purba yang pernah singgah
yang diguratkan pada nadi kita

meski mungkin kita mampu sejenak lupa (ketika tua)
pada jalanan berlubang
tapi seperti juga foto yang tersimpan dalam album kenangan
menyimpan bau lapuk, termakan usia
namun makin rekat (begitu juga luka-luka dalam ingatan)
ketika dibuka lagi suatu ketika

ada, api-api yang tak pernah padam
meski kita makin kikis
makin tipis



Jakarta, 8 November, 2011

pic from here

Monday, November 7, 2011

Just Drop By

Hi November! 

I'm just drop by to say hi...

Belakangan ini blog saya sepi dari tulisan. Yup! Saya lagi sibuk. BANGET!!! Saya hampir gak bisa buka blog sama sekali di kantor dan kalau libur saya ga sempet mau nulis, karena tiap libur pasti saya diluar rumah, ngurus persiapan pernikahan yang makin dekat waktunya.

Di kantor hampir-hampir gak bisa napas *mulai deh lebay*. Ada manager baru yang membawahi tim saya. Rasanya kehadiran orang tersebut sebagai manager gak jauh lebih membantu di dalam tim, tapi yang ada malah bikin tim saya makin kebanjiran kerjaan. Sebetulnya cuma kendala bahasa. Yeah, operational manager can not speak bahasa! Menurut lo??? Nyusahin ajee... Kerjanya cuma nyuruh orang begini begitu dan hobby banget kirim email. Saya berasa kaya Cinderella, yang disuruh ini itu, belum selesai ini udah yang nyuruh yang itu. Aaaarrrggghhh!!!!!

Repot ngurusin nikahan? Yah, repot gak repot deh. Meski berusaha gak mau stress dan berusaha santai, nyatanya tetep aja ada hal-hal sepele yang malah bikin ribet rasanya. Hmm, banyak yang mau saya tuliskan di sini rasanya, tapi justru terlalu banyak malah gak sempat-sempat jadinya. Seperti di atas saya bilang hampir tiap minggu saya pasti di luar rumah buat urus ini itu. Kalau pun ada di rumah saya rasanya mau tiduuurr aja. *Sigh*

Sudah lama rasanya gak buat puisi, gak nulis prosa atau cerita pendek apa pun. But, i promise after all of this things' done, i'll be right back soon. Maybe i'll drop by occasionally.

So, well... this is my first hello to November and all of you, readers! See ya... :)


pic from here




Friday, October 28, 2011

Engkaukah Itu, Yang Berdiri di Tikungan Itu

Engkau campur-baur dan seringkali kabur, namun aku mencatatmu, untuk rindu dan lalu kucoba, melupakanmu.
-Taufik Ismail -



*Ditemukan dari tulisan Mbak Enno 

Saturday, October 22, 2011

Pelacur Berkerudung

ada yang menunggu di balik dinding bisu.
mengintip. memandangmu dari kejauhan.
di ujung jalan yang suram ia resah.
menanti-nanti kapan kau singgah.

angin malam menyapa di sela-sela dadanya,
gelinjang gairah di antara paha.
wanita itu merapatkan kerudung di kepalanya,
mayang berselendang itu.

dalam sepi yang gigil, banyak cerita
ingin disampaikan padamu.
rindu menggodamu
atau rindu digoda dan diraba-raba.

terkadang juga ia ingat rumah.
kikik ceria anak-anaknya yang bernyanyi.
cahaya hangat, tempat kemana rasa selalu ingin pulang.
tapi juga laki-laki itu, yang menunggu di meja makan;
sosok kaku tak romantis.
membuatnya ingin berlari dari kenyataan.
sebab dekapnya serupa hari-hari di musim dingin.

di antara detik-detik ia menantimu,
puisi-puisi dan nyanyian lirih disenandungkan.
seperti burung sekarat di atas pohon,
kehilangan hampir separuh nyawa.
bahkan setengah gila.

dalam gelepar rindu ia berwudhu
merapal doa-doa, menyebut nama tuhannya.
merapatkan lagi kerudungnya makin erat.
menangis. tanpa pernah ada yang tahu
airmata yang turun sebab merasa dosa
atau rindu nikmat yang laknat.

mungkin harapnya, tuhan bisa sedikit lupa atas dosanya.
atau tuhan sekejap buta ketika ia mengerang
dan menjambak-jambak kerudungnya
sambil menyebut nama seorang lelaki.

di lorong gelap ia masih menunggu
dekat gorong-gorong tempat tikus mencicit,
ia menjerit; mungkin orgasme
atau gila; lupa ingatan bahwa ia seorang ibu.


dalam malam yang semakin gelap
ia terseok di ujung jalan buntu.
terkapar sekarat dan kedinginan.
dilepaskan kerudung hitamnya
dengannya, ia tutupi dada serta pahanya
mencari-cari rasa hangat dan selamat.


pic from here

Friday, October 21, 2011

Worse Than PMS

Akhir-akhir ini pikiran saya penuh. Saya hampir gak ada mood yang baik untuk menulis. Gak ada ide apa yang mau ditulis. Saya malas baca. Saya malas ngapa-ngapain. Berat badan saya turun 4 kg. Kadang pikiran saya kosong begitu saja. Tapi kadang, dalam waktu yang tiba-tiba, menyerang, seperti seember pikiraan ditumpahkan begitu saja di kepala saya. Sehingga sesak datang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saya kira ini gejala PMS. But this could be worse than PMS!



Narsis?

Tulisan ini saya buat setelah ditantang nulis oleh teman kuliah saya Adis. Dalam tulisan di blognya pagi ini dia menceritakan tentang kelebihan dirinya sendiri. Katanya buat saya, Anggie, Iboy, Anda, dan Oneng harus bisa juga menuliskan kelebihan masing-masing. Hmm, nulis tentang kelebihan diri sendiri. Narsis gak sih? Menurut saya gak lah. Saya rasa tiap orang punya sisi baik dan buruk, sikap yang bagus dan yang jelek, ada kekurangan dan kelebihannya. Mengetahui kelebihan diri sendiri itu bisa membantu supaya kita tidak rendah diri, agar tau apa yang menjadi nilai plus dari diri kita.

So, meski dari tadi mikir agak lama --berfikir untuk menuliskan kelebihan diri dibandingkan dengan kekurangan diri, ternyata selalu membutuhkan waktu lebih lama-- ini dia kelebihan diri saya (ditulis tanpa mikir apa kata orang dan bodo amat apa komentar orang, hehehe...).


1. On Time. On Time kok kelebihan? Yaiyalah! Liat aja betapa seringnya orang Indonesia di cap "Jam Karet." Selalu telat, gak tepat waktu, sering molor, dll. Saya paling kesel kalau disuruh nunggu, (tapi selalu sabar dan selalu tau apa yang harus dilakukan saat nunggu seseorang)* apalagi kalau bukan cuma lima-sepuluh menit, tapi sejam-dua jam. Setiap ada janji saya bisa datang bahkan satu jam sebelumnya, karena takut orang kesel juga kalau nungguin saya. Dulu saat kuliah sering dibilang ini saya yang megang kunci Gerbatama-nya UI, karna meski kuliah jam setengah sembilan pun, jam enam pagi saya udah bisa nongkrong di kampus.

2. Planned. Buat saya, seringnya, jika mengerjakan segala sesuatu semua harus terencana dengan baik, terorganisir dengan rapih. Saya paling pusing sendiri kalau serba "acak-acakan" dan gak jelas. Saya selalu punya buku catatan di kantor, notes dan reminder di handphone pun menjadi salah satu aplikasi paling penting untuk saya.

3. Mengingat detail dengan baik. Dalam hal apa pun saya bisa mengingat secara terperinci hal-hal yang kecil. Nama halte bus di suatu tempat, papan iklan di jalanan, warna jam tangan orang yang saya temui, bentuk gedung-gedung bertingkat, dan masih banyak lagi.


Hmm, udah deh segitu aja, the top three of my strenght. Adis, selesai ya tantangannya! :p


pic from here


*Setiap janjian sama orang, saya pasti selalu bawa buku. Just in case saya harus nunggu, gak bakalan mati gaya.

Friday, October 14, 2011

Meski Hujan Turun Mendera

rasa sakit mungkin hanyalah keadaan ketika kita terlalu banyak mencampurkan ramuan harapan dalam mangkuk yang terlalu kecil.
(Penjual Kenangan - (just) confession)


seperti kita yang mencintai hujan. selalu merindukan rintiknya di ujung genting. daun-daun basah yang selalu kita titipkan rindu. gelitik peri-peri yang menari di kaki hujan. tapi seperti kita juga kadang rasakan dalam perjalanan, hujan yang turun terlalu deras mendera. membuat kita kepayahan serta kuyup untuk sampai ke tujuan. langkah menjadi berat, kehilangan percaya pada cahaya.

lalu kutemukan kau bukan lagi kompas. tak mengenal arah utara. dan aku kehilangan peta, sesat dalam jenggala. duka menjadi terlalu rimbun dalam dada. kisah cinta yang bercerita antara kita hanyalah kesepian dan airmata. aku menghitung, berapa jejak yang harus ditempuh agar kita bisa melesat mencium wangi surga. sebab aku tak tahu lagi serpih mana yang harus kupungut dan diletakkan dalam mata untuk dijadikan percaya.

ada cermin yang pecah dalam hatiku. ketika kau mendadak menjadi serigala yang mengaburkan segala mimpi, saat terang rembulan masih menyala di langit yang sekarat. bagaimana aku menakar gelisah. mendengar detik-detik jam yang menjadikan kisah kita perlahan usang. riuh resah dalam mimpi. ada yang mengenang di mataku ketika mengingatmu. menjelma danau hitam itu.

perjalanan-perjalanan menjadi kemarau yang melahirkan tanda tanya, bergelantungan dimana-mana. ribuan kenapa meruang dalam kepala. dan berkelebat kenangan-kenangan di kelam malam. ada sesak yang masih saja hinggap. tapi aku rindu untuk membuka tirai di pagi hari. menyaksikan cahaya yang melesak masuk menciumi pipi kita.

ada hangat yang mengalir ketika kuingat bahwa perjalanan denganmu adalah cerita yang ingin habis kutuliskan hingga jalan terakhir. meski melingkar dan berputar-putar. atau ketika kita lupa untuk singgah sebentar ketika lelah telah hinggap. pun hujan yang turun akan semakin renta, dan aku tak ingin lupa. bahwa diawal ketika kita hendak berangkat, ada doa yang kita ucapkan. maka aku ingin tetap bergandengan dalam perjalanan, meski hujan turun mendera.

karena setelah hujan selalu ada pelangi yang menebarkan warna di sayap kupu-kupu. daun-daun bercahaya, dan aku ingin berpelukan di muka jendela. biar angin berhembus di wajah-wajah kita. dan kau rasakan betapa indah sesungguhnya cinta.



seperti sering kukatakan, hidup itu terkadang meminta kita menjalaninya tanpa tanya, apalagi gugat. menjalani, dan terus berjalan. kelak engkau akan mengerti, kekasih: tuhan tak pernah meletakkan kita pada peta buta.
(Aulia A. Muhammad)

Thursday, October 13, 2011

Bukan Batu

aku memang tak mampu membedakan raut bagaimana menjelma perempuan bodoh atau menahan cinta yang luar biasa. tapi aku tidak akan sesederhana itu menjadi batu. berdiam dalam gelap yang dingin. menahan saja segala rasa dan menjadi bisu. aku angin yang amuknya bisa memporakporandakan ranting-ranting yang tampak kuat itu dan dipercaya burung-burung memeluk sarangnya.

kata-kata yang sampai padaku mungkin saja tiba di ujung gang buntu. hingga aku hilang arah, tak tahu kemana akan menuju. tapi aku bukan batu yang bodoh membiarkan saja goresan-goresan terukir di sekujur tubuhnya, lalu luruh, menjelma debu. aku bukan batu. yang menikmati kematian dalam diam.

here

Monday, October 10, 2011

9.10.11

bagaimana kau lupa bahwa di hatiku masih tertanam belati. yang menyayat-nyayat tiap kali aku tertawa bersamamu. mendekapmu erat dengan begitu miris. apa yang hilang dalam ingatanmu tentangku yang masih sibuk membangun percaya dari puing-puing tersisa.

apa guna aku meminta-Nya menjagamu, menjagaku, menjaga rasa kita, jika sementara aku begitu kencang melafalkan doa-doa, kau bermain api. berapa kali lagi harus ketemukan kau lari dari ingatan tentangku dan kembali pada kenangan masa lalu.

aku sekarat. pisau-pisau tumbuh di dadaku. bagaimana aku meletakkan percaya. kalut dalam kekecewaan yang tak hentinya mendera. tak pernah cukup sementara bagimu aku yang mencintaimu sampai sesak. dengan segala sakit yang kutahan sendiri, luka-luka yang belum sempat kering kau gores lagi.

beritahukan aku bagaimana caranya lagi memintamu memegang erat tanganku dan menunjukan jalan kemana kita akan pulang.


pic from here

Sunday, October 9, 2011

Buntu

Kata² di ujung gang buntu. Apalagi yang kujelmakan padamu, jika nyanyian angin yang lirih itu mematikan semua lampu & menutup segala pintu.

Thursday, October 6, 2011

Off

Untuk sementara, saya tidak akan menulis dulu.
Nanti, saya kembali setelah ide-ide berkunjung lagi.


pic from here

Thursday, September 29, 2011

Get My Money's Worth

My confession: Hari selasa lalu saya bolos kerja dengan alasan sakit. Hehehe! Bolosnya gak direncanakan sebelumnya. Begitu Gema ngajak bolos kerja saya langsung mau aja. Seharian leyeh-leyeh, jalan-jalan ke tempat kerjanya Adis di Jagakarsa terus sorenya ke Gramedia Matraman. Bolos is fun-tastic!

Di Gramedia sore itu sedang ada diskon buku. Di lantai dua gedung tersebut ada bagian khusus yang ditulisi Diskon Up to 70%. Harga buku di bagian diskon tersebut mulai dari Rp 5.000 - Rp 50.000. Tadinya waktu liat-liat saya kira gak ada buku bagus yang dapat diskon, kecuali East Wind West Wind-nya Pearl S. Buck, tapi saya sudah punya. Buku itu dijual cuma Rp 7.500. Buseeet, deh, murah aja!

Setelah muter-muter, ternyata banyak juga buku yang menarik perhatian saya. Harganya murah-murah pula. Akhirnya saya membeli delapan buah buku dengan total harga hanya Rp 102.500.

Ini dia buku-buku yang saya beli:

1. Buku cerpennya Agus Noor, Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia
2. Kumpulan cerpen dari 3 bukunya Seno Gumira, Trilogi Insiden
3. Esio Trot, buku anak karya Roald Dahl. Seneng banget dapet buku ini, karena saya memang koleksi buku-bukunya Roald Dahl, dan harganya cuma Rp 5.000
4. Lelakon-nya Lan Fang. Saya sudah punya bukunya, waktu beli pun karena dapat diskonan di Gramedia juga. Cuma Rp 10.000. Saya beliin ini untuk Neni, office girl di kantor yang kepengen bukunya juga waktu liat saya baca buku ini.
5. Dewi Kawi, kumpulan cerpen Arswendo Atmowiloto.
6. Kumpulan cerita pendek lagi, kali ini milik M. Fadjroel Rachman, Dongeng Untuk Poppy.
7. Ini buku Gema yang mau, judulnya Thank You for Smoking oleh Christopher Buckley.
8. Tidak Ada Kelinci di Bulan, kumpulan cerpennya Steffany Irawan


Lumayan kan dapat banyak buku dengan harga yang murah meriah. Mau baca gak perlu mahal. ^_^



PS: Bolos kerja ternyata bikin nagih lho. Hari Rabunya saya bolos lagi, alesannya, ya, masih sakit lah. Hihihi




Monday, September 26, 2011

Taken!


Counting The Days...



pic from here

Thursday, September 22, 2011

Meneer Perlente

Oleh: Lou Cui Ceng - Indramayu


Kepada sekalian pembaca Dames, Heeren, oudste en jongste,
Disini kita disuguhken sairan getitled "Meneer Perlente".

Yang sehari-harinya berpakean precies als een Keizer,
Dengan kelakuan sombong als heeft een huis van ijzer.

Dia selalu hidup senang zonder hard te werken,
Maskipun dia punya utang kan niet di-reken.

Saban sore gaat hij met zijn fiets gerijden,
Tida perduli badan mesum nog niet gebaden.

Asal saja bisa lekas liat Indlansche vrou loopen,
Omdat kalu bisa hij wil vlug te koopen.

Tapi, astaga, baru saja meer dan een jaar,
Marika punya utang semua kan niet membajar.

Sampe alle menschen zeggen, dia kliwat terlalu,
Omdat dia utang perlunya om te wandelen melulu.

Itu meneer sudah tentu word erg cilaka,
Omdat alle reintenieren tentu menyadi murka.


Jang terhormat tuan pembaca tuwa dan muda,
Saja harep sekalian jangan sampe berluda;
Kerna saja tidak masuk sekola Blanda,
Jika ini sairan salah harep dibikin suda.



diterbitkan dalam majalah Panorama, 6 Juli, 1927

Kuliah Umum Dengan Sapardi Djoko Damono

Terakhir kali saya bertemu beliau bulan Oktober tahun lalu, di kampus UI. Sudah hampir setahun artinya. Semalam saya datang ke Komunitas Salihara di Pasar Minggu untuk bertemu beliau lagi. Masih dalam rangka International Literary Biennale Utan Kayu-Salihara 2011, seri kuliah umum yang diadakan dari pertengahan bulan September sampai dengan awal Oktober nanti  menjadi pengawal dalam program ini. Tema yang dibahas dalam kuliah umum semalam ialah mengenai "Kesusastraan Sebelum Perang Kemerdekaan."


Acara semalam dimulai tepat jam tujuh. Tiba disana sekitar 15 menit sebelum kuliah umum tersebut dimulai, suasana sudah ramai. Pak Sapardi masih terlihat nge-teh di Kopitiam Oey. Sebelumnya saya sempat khawatir akan datang telat, karena jalanan yang macet dan nungguin  Gema yang lamaaaaa...! Hehe. Masalahnya di email konfirmasi pendaftaran disebutkan jika sepuluh menit sebelum acara dimulai tidak hadir, maka akan di replace dengan pengunjung yang datang on the spot.

Acara berlangsung hingga hampir jam setengah sebelas malam. Semua kursi terisi penuh. Menurut saya kuliah semalam cukup mengasyikan, tidak membuat ngantuk meskipun mendengarkan beliau bicara-berjam-jam, Pak Sapardi sesekali memberi guyonan yang disambut gelak tawa para peserta kuliah umum tersebut, sesi tanya jawab juga berlangsung ramai.

Saya sengaja tidak mau menuliskan resume di sini tentang isi kuliah tersebut. Ketika acara semalam dimulai saya gak bisa mendengarkan dengan fokus karena digangguin orang-orang kantor yang masih sibuk krang kring krang kring dan pang ping pang ping handphone saya. Ditambah baterai handphone yang sudah sakaratul maut saya gak bisa foto-foto si kakek romantis itu deh. Sebelum handphone saya bener-bener mati, saya cuma ambil satu foto Pak Sapardi buat temen saya Cia.


ini fotonya


Oh iya, buat yang mau baca makalah kuliah tentang "Kesusastraan Sebelum Perang Kemerdekaan" semalam yang ditulis Pak Sapardi bisa download di sini.

Eh, eh, satu lagi.... just info, kata Pak Sapardi semalam dia sudah gak bisa ngomong lama-lama lagi karena mengidap sesuatu. Sekarang dia sudah OMPONG! Hehehe...


Monday, September 19, 2011

Seperti Debu

seperti debu di ujung sepatu
atau yang sekadar hinggap di helai-helai rambutmu
kau lihat sekilas
lantas kau kibas
berlalu, tak berbekas

aku itu bagimu


pic from here


Bekasi, 18 September, 2011

Ruang Bawah Tanah

kau seperti selalu ragu membuka pintu
menyembunyikan banyak hal dalam ruang bawah tanah yang gelap
diam dan rahasia untukmu sendiri
padahal sering kali kusampaikan
meski kadang rasa takut hinggap tapi aku ingin belajar
membuka gembokmu yang karatan

mungkin aku temui nanti cerita-cerita
lembab berjamur
kisah usang yang terbungkus tebal debu masa lalu
denganmu, kita melangkah berpengangan
bukan?

mungkin aku tergelincir pada anak tangga yang licin
atau sesak napasku dalam ruang itu
tapi kau bersamaku, kan?
lantas apalagi yang aku takuti

atau mungkin kau.
apalagi yang kau takuti?





Bekasi, 18 September, 2011

Bagaimana Aku Membaca Gemuruh Dan Debur Ombakmu?

kenapa kerap kali kau membiarkan aku menanam curiga di kepala
menumbuhkan rimbun prasangka dalam dada
dan tak henti membenamkanku dalam banjir airmata,
namun segera bagimu aku menjelma penyihir
yang merapal kutukan-kutukan tak berkesudahan

aku merasa seperti tanpa jeda
kau goreskan duri-duri,
menghujam belati
tanpa pernah betul-betul membunuhku

terseok-seok aku mensejajarimu
terengah-engah tanpa bisa mencapaimu
terkubur dalam kecewa dan serupa
pengkhianatan yang berulang-ulang

bagaimana aku mampu membaca gemuruh dan debur ombak
di dalam dadamu itu?
sementara aku debu
dan dalam diammu aku begitu buta dan mati rasa


pic from here


Bekasi, 18 September, 2011

Wednesday, September 14, 2011

Gema

Kukira tadinya hatiku ialah kamar yang mati lampu. Kamar es sekaligus ruang kedap suara yang melenyapkan segala bunyi. Aku bahkan pernah ingin menjadi tuli ketika langit mendadak gelap. Burung-burung yang biasa hinggap di jendela tidak lagi bernyanyi lagu tentang cinta.

Namun di sela hujan yang turun ternyata masih kudengar bunyi kaki-kaki yang menari, perlahan ada yang berbisik di antara angin dingin dan gemerisik daun. Hei, tidakkah kau dengar, rekah bunga yang mekar? Apalagi yang kau nantikan dari rahim kemarau yang setia melahirkan hujan?

Aku mencintaimu, ucapmu hari itu.
dan masih kuingat sorot mata dan senyummu.

Aku bahkan tidak mampu meyakinkan diri apakah ini serupa musim panas, dengan hangat matahari yang menyelimuti, atau semi dengan bunga yang warna-warni.

Ada suara yang berkumandang kemudian, mengalun di hatiku. Menggema dalam kepala.
Memantulkan namamu berulang-ulang.

Aku mencintaimu. Mencintaimu.
Ingatkah, sudah berapa kali juga kuucapkan itu?


pic from here






Monday, September 12, 2011

Bukan Pinang Dibelah Dua

Tulisan ini saya buat karena teringat komentar Glo, seorang follower saya di blog ini. "Sering-sering tulis tentang kembarannya ya," kurang lebih begitu bunyinya. Hmm, kembaran saya ya? Baiklah. Saya memang tidak sering menulis tentang kembaran saya, abisnya suka bingung apaan yang mau diceritain tentang dia. Hehehe....

Saya terlahir kembar, tidak identik, meski banyak yang bilang mirip. Nama kembaran saya Meina, saya memanggilnya Ena. Sejak SD (kami sama-sama tidak masuk TK) saya selalu satu sekolahan dengan dia, kecuali ketika SMA. Bahkan selama SD enam tahun saya sekelas dengan dia. Dia bisa dibilang lebih pintar. Rankingnya sejak SD selalu diatas saya. Kalau dia ranking satu, saya ranking dua, kalau dia ranking tiga, saya ranking empat. Selalu satu nomor dibawah dia. Huh! Saat kuliah pun saya tidak menyangka bisa satu kampus dengan dia. Kami sama-sama lulus SPMB, kuliah sastra di Universitas Indonesia (UI). Bedanya dia kuliah di jurusan Sastra Inggris, saya di jurusan Sastra Belanda. Sekarang saat sudah kerja kantor kami pun sama-sama di daerah Rasuna Said, cuma beda dua halte busway aja jaraknya.

Kesenangan kami kurang lebih sama. Sama-sama senang baca, bedanya sejak kuliah dia lebih senang baca buku dalam bahasa inggris, saya mah tetep baca yang bahasa indonesia aja deh, kecuali kepepet. Saya senang nulis puisi, dia cuma senang baca puisi (itu juga dalam hati kayanya). Tapi kami sama-sama fans berat Sapardi Djoko Damono. Kami senang dengan teater dan tertarik dengan segala hal yang berbau seni budaya.  Dulu kami sama-sama kepingin jadi ilmuwan dan arkeolog. Cita-cita yang agak aneh ya?

Sudah dua tahun terakhir rasanya Ena sedang gila travelling. Jomblo buat dia gak masalah asal tetep bisa jalan-jalan. Kalau punya pacar yang cuma bikin dia gak bisa kemana-mana, punya pacar yang malah ngelarang ini itu, saya jamin dia mendingan jomblo seumur hidup. Sementara saya sih maunya jalan-jalan sama pacar donk, lebih seru, tau! Hehehe. Karena teman-teman dekat di kantornya pun banyak yang gila travelling, maka makin terpengaruhlah dia. Ditambah lagi sering baca Naked Traveller-nya Trinity dan Lonely Planet. Kerjaannya sekarang kerja yang giat biar karir makin maju, karir maju otomatis gaji tambah gede, gaji gede bisa buat jalan-jalan deh. *gubrak*

Ena itu tipikal perempuan bebas, yang gak mau diribetin oleh hal-hal yang buat dia gak penting. Pemegang teguh nilai-nilai feminisme. Pencinta berat Inggris dan segala hal yang berbau Inggris. Lagi senang-senangnya dengan hal berbau Korea. Isi tas kerjanya pasti ada dvd korea, buat ditonton pas jam istirahat kantor. Pacar? Itu kayanya nomor 10 yang ada di pikiran dia. Nikah? Beeuuh, apalagi itu. Nomor sekian ratus kali. Dari luar kelihatannya seperti orang yang menikmati hidup aja.

Well, meski kembar tapi banyak juga hal-hal berbeda tentang saya dan Ena. Oiya, jangan coba-coba tanya kami apa rasanya jadi anak kembar, kalau gak mau dikasih tampang jutek. It's extremely a boring question for us!!!


Our Birthday on May

Salah satu cara membedakan kami di dalam foto adalah: Senyum saya (hampir) tidak pernah kelihatan gigi, sementara Ena sebaliknya. :D

Friday, September 9, 2011

Thank You

Hari ini follower di blog saya bertambah satu orang lagi. Pembacanya bertambah. lagi Mungkin gak penting untuk sebagian orang blognya di follow orang lain. Awalnya saya mengaktifkan kembali blog ini kira-kira setahun yang lalu, juga tidak pernah berniatan mencari follower. Ini kan blog, bukan Twitter. Saya cuma ingin kembali aktif menulis saja. 

Pertama kali blog ini aktif kembali bahkan saya tidak punya follower. Bahkan saya menjadi follower bagi blog saya sendiri.  Tapi perlahan kemudian follower-nya datang dari kalangan teman-teman sendiri yang juga punya blog. Saya pernah liat blognya Mbak Enno yang follower-nya mencapai 380-an orang. Blognya memang bagus, ceritanya seru-seru, kreatif dan cara penceritaannya selalu enak dibaca. Gak heran follower-nya banyak. Saya suka ngiri, hehe....

Dulu ketika masih kuliah saya punya tiga blog selain Perempuan Hujan ini. Sekarang memang sudah tidak aktif. Semuanya tidak ada follower-nya bahkan. Mungkin dulu saya malahan gak tau bisa follow-follow-an di blog. Tapi sekarang buat saya pribadi  follower itu berharga. Mungkin memang ada yang menjadi follower sekadar karena teman, belum tentu suka dengan blog atau tulisan kita. Awalnya follower saya pun hanya teman-teman yang memang sudah saling kenal saja. Tapi perlahan orang-orang yang menjadi follower di blog saya adalah orang-orang asing yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Malahan follower bisa jadi teman ngobrol karena sering saling berkomentar lewat tulisan.

Buat saya menulis di blog adalah sekadar hobby. Saya seringnya tidak memikirkan bagaimana nanti tanggapan orang akan tulisan-tulisan saya. Seperti saya sering bilang, ini blog saya, terserah saya mau nulis apa saja. Saya tidak peduli tulisan saya dibilang jelek. Kalau ada yang bilang bagus pun saya amat berterima kasih. Setiap saya selesai menulis, memang kadang ada rasa ragu untuk mem-publish tulisan saya, terutama kalau cuma cerita ngalor ngidul yang gak jelas. Tapi saya selalu ingat ucapan almarhum dosen saya, Pak Asep Sambodja, menulis jelek itu masih jauh lebih bagus daripada tidak berani menulis sama sekali.Setidaknya yang bilang jelek sekali pun, membaca tulisan saya.

Maka dari itu, saya cuma mau bilang terima kasih banyak untuk para follower blog Perempuan Hujan ini. Terima kasih karena sudah mampir. Untuk yang sekadar membaca atau memberi komentar. Yang singgah untuk sekadar lihat-lihat. Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membaca, memberi inspirasi, menghibur kalian, yah atau paling mentok, kalian ada bahan obrolan karena habis baca tulisan yang jelek dan gak mutu. Hahaha....

Terima kasih, followers... :)


pic from here



Tuesday, September 6, 2011

Membaca Satu-Satu

Liburan lebaran saya kali ini rasanya cukup panjang, sepuluh hari. Cukup untuk tidur, menenangkan hati, mengistirahatkan pikiran, meski keputusan lebarannya kapan tetap aja galau. Selama sepuluh hari libur saya tetap menulis, tetap berusaha mengisi blog ini, meski postingnya cuma lewat Blackberry (gambar-gambar yang biasa saya sertakan untuk tiap tulisan saja baru saya posting hari ini). Kemalasan saya untuk online di laptop membuat saya gak update tentang cerita-cerita dari teman-teman di blog. Selama libur rasanya hanya dua kali saya online lewat laptop, itu pun cuma untuk cek email, upload foto dan cek Facebook sebentar, selebihnya saya online hanya melalui Blackberry yang di rumah signalnya cuma segaris melulu.

Kemarin sudah mulai masuk kerja lagi. Kerjaan numpuk! Mulai dari jam 8 pagi sampe setengah 5 sore non-stop saya gak bergerak kemana-mana karena kerjaan yang segambreng. Padahal niatnya kemarin itu mau bacain tulisan teman-teman di blog satu-satu. Hari ini entah kenapa kerjaan sedikit banget, dari tadi pagi saya bisa leha-leha, jadilah saya iseng-iseng menulis di sini. Teringat percakapan tweet-nya Adis semalam yang mengajak saya, Oneng, dan Iboy untuk setor tulisan lagi di blog.

Sepagian ini saya sibuk bacain satu-satu tulisan-tulisan terbaru teman-teman di blog saya yang belum sempat dibaca sejak libur lebaran lalu. Ternyata selama liburan ceritanya macam-macam.

Ada Glo yang lagi kangen berat sama almarhum papanya dan di tulisan terbarunya tau-tau pengen punya anak kembar. Ada juga Mbak Enno (ini dia blogger favoritku) yang punya pacar baru, Si Pejalan Dari Negeri Pagi, ya kan, Mbak, begitu sebutannya? dan sekarang alhamdulillah sudah berhijab. Ada Mbak Widya yang tulisannya selalu menyenangkan, si Anggie yang lebaran di Belanda bareng pacarnya, Robin. Dan Iboy yang banyak cerita tentang keluarga dan perjalanan mudiknya selama liburan kemarin. Justru Adis yang semalem rame ngomongin blog malah gak ada update tulisan apa-apa. Huh!


Then, how about my story? Selama liburan kemarin perasaan saya campur-campur. Well, lil bit moody! Pagi bisa happy, malam can be like disaster. Atau sebaliknya, hehehe! But I am still blessed and thankfull for that. Oh God, c'est la vie! Oya, lebaran hari kedua saya di Pelabuhan Ratu, sampai akhir pekan, mengunjungi rumah pacar. Bukan Anggie doang kan yang lebarannya sama keluarga pacar, hehe! FYI, baru kali ini saya ngerasain macetnya mudik. Dari Bogor jam setengah tiga sore dan baru sampai jam setengah sepuluh malam di sana. Lailahaillalah! Kalau bukan ke rumah  calon mertua saya mendingan balik lagi ke Jakarta deh. Hahaha....!




pic from here



Buku-Buku Kuartal Kedua

Sudah masuk bulan September. Ini tentang daftar buku lagi yang saya baca selama empat bulan terakhir di kuartal kedua tahun ini. Jumlahnya agak menciut dari kuartal pertama. But at least I am still reading while I am busy, huehehe.... *ngeles*

So, here they are...


Lelakon by Lan Fang


Sayap-sayap Patah oleh Kahlil Gibran

Syahwat Keabadian -  Kumpulan Puisi Nietzche

Mencari Pura,buku kumpulan puisi karya Mas Triadnyani.

Kumpulan cerita terbaru karya Dewi "Dee" Lestari

Kisah perjalanan kemanusiaan untuk anak-anak oleh Tetsuko Kuroyanagi

Cerita jalan-jalan serunya Trinity. Menghibur banget!

Thursday, September 1, 2011

Sembilan Nyawa

pernah aku dilemparkan hidup-hidup ke dalam jurang menganga,
tapi seperti kucing,
tak akan mudah aku mati begitu saja.

panggil Tuhanmu
dan minta Ia ciptakan neraka bagiku.

ini belum seberapa
jika kau masih ingin coba-coba.



Bekasi, 31 Agustus, 2011


pic from here

Wednesday, August 31, 2011

I Pray And I Learn To Forgive

Setelah bertubi luka dikirimkan, aku belajar merasakan sakit. Mengerti bahwa segala pedih itu akan menguatkanku. Bahwa jalan tidak selalu mulus dan mudah untuk dilewati. 

Aku merasakan kepedihan yang mendalam, sakit hati dan kecewa luar biasa. Namun seiring itu aku belajar tidak menyalahkan siapa-siapa. Aku berdoa agar Tuhan memberikan ketabahan yang tak kalah luar biasa dan melapangkan hatiku agar menjadi ikhlas. Meminta kekuatan yang tak kalah besar jika cobaan macam apa pun datang.

Akan terus kutinggikan doa-doa, belajar ikhlas dan memaafkan segala yang pernah mengirimkan rasa sakit itu. Pada akhirnya aku mungkin bukan menjadi pemenang, tapi aku pejuang tangguh yang pantang menyerah.


Selamat Idul Fitri semuanya. :)


pic from here

Yang Hilang

Sejak nenek saya meninggal sekitar enam tahun lalu, lebaran keluarga besar ibu saya rasanya hambar dan tidak bermakna lagi. Saya rasanya makin sensitif dan luar biasa kesepian saat lebaran datang.

Banyak hal yang hilang setelah meninggalnya nenek saya. Terutama, kebersamaan. Dulu menjelang lebaran semua keluarga pasti berkumpul di rumah nenek saya di Tanah Kusir. Sejak saya lahir rasanya selalu begitu. Itu hal satu-satunya yang saya tahu. Meski harus tidur umpel-umpelan di depan ruang tivi tapi bahagianya tiada tanding.

Bikin kue kering setiap menjelang lebaran, pergi ke pasar Mayestik untuk belanja keperluan masak, beli bunga Gladiol dan Sedap Malam di dekat pemakaman Tanah Kusir dan main kembang api di malam takbiran, semuanya tidak pernah terjadi lagi. Tidak pernah satu hal di atas, sekali pun, dilakukan lagi.

Saya rindu mendengar nenek saya bertakbir, ngobrol dengan keluarga di teras depan malam-malam sambil bercanda-canda, kemudian berangkat ke mesjid ramai-ramai esok paginya.

Keluarga papa saya tidak merayakan lebaran. Karena itu perayaan lebaran cuma bisa saya nikmati di keluarga dari pihak ibu. Tante saya sekarang lebih sering lebaran di Padang mengikuti suaminya. Om saya, adik terkecil ibu, malah seringnya lebaran di keluarga istrinya. Itu sih saya gak heran, dari dulu emang begitu. Maklum, suami-suami takut istri. Cuma keluarga kecil om saya, yang sekarang menempati rumah nenek di Tanah Kusir, yang tidak pernah absen datang ke rumah di hari pertama lebaran.

Lebaran sejak enam tahun terakhir rasanya datar, sepi, tidak menyenangkan. Kue di rumah selalu hasil beli dari toko, ketupat enam tahun terakhir ini selalu dimasak di kompor gas, bukan dengan kayu bakar seperti yang selalu dilakukan di rumah nenek dulu, tidak pernah lagi ada wangi Sedap Malam di rumah ini saat lebaran datang. Saya tidak tahu akan digantikan dengan cara seperti apa kesepian yang saya rasakan setiap lebaran datang. Saya cuma rindu kebersamaan dulu, di malam ketika takbir berkumandang di mana-mana.



Bekasi, 30 Agustus, 2011


pic from here