Thursday, March 28, 2013

Rutinitas Bumil

Setelah ikutan kelas HypnoBirthing dengan Ibu Lanny dari HypnoBirthing Indonesia, saya merajinkan diri untuk sering-sering latihan hypnobirthing dan relaksasi, self healing, yoga, atau ngobrol sama adek bayi. Meski gak selalu 2x sehari, tapi seengaknya saya berusaha salah satu kegiatan tersebut selalu saya lakukan setiap hari. Memperkaya diri saya sendiri juga dengan ilmu termasuk salah satu hal yang saya lakukan untuk menghadapi kehamilan pertama ini.

Ngelakuin semua kegiatan tersebut gak susah kok sebenernya, yang penting niat rajinnya yang kuat, hehe... Karena kalau lagi kumat malesnya, saya bisa gak pengen ngapa-ngapain seharian, cuma gegoleran di kasur.

Dan ngelakuin hal-hal tersebut gak butuh "peralatan perang" yang ribet kok.. Nih dia peralatan perang saya untuk memberdayakan diri sebisa mungkin menghadapi kehamilan dan persalinan nanti. *cailaaah...



1. Buku! Yup, buku! Ini salah satu alat perang paling penting buat saya. Banyak baca banyak tahu. Seperti saya sering bilang ke diri sendiri, ibu hamil yang pintar adalah ibu hamil yang banyak membaca. Gak ada tuh alesan karena ini kehamilan pertama, terus sah-sah aja bilang gak tau apa-apa. Korek informasi sedalam mungkin, cari tahu sebanyak mungkin, baca apa pun mengenai kehamilan dan persalinan namun tetap kritis dalam menerima informasi, bisa jadi senjata ampuh untuk menghadapi persalinan nanti. Sejak awal kehamilan saya banyak baca buku, majalah, dan cari informasi dari internet. Jadi meski kehamilan pertama, anak pertama, ilmu yang di dapet boleh dong sama kaya yang udah beranak lima, hehehe...



2. CD Musik untuk relaksasi dan latihan hypnobirthing. Semuanya dapat gratisan. *nyengir* Yang CD Hypnobirthing dan yang judulnya "Morning" dikasih waktu ikutan kelas HypnoBirthing, yang satunya lagi berisi musik-musik yang menenangkan untuk pengantar tidur bayi, dikasih gratis dari Johnson and Johnson waktu belanja di Carefour. Rejeki bumil emang ga kemana, hehe.. Dengan musik-musik dari CD inilah hampir tiap hari saya latihan relaksasi dan HypnoBirthing. Saya juga dikasih pendulum kecil waktu di kelas HypnoBirthing, bisa digunakan juga untuk latihan relaksasi.



3. Bola Pilates / Birthing Ball / Gymnastic Ball.. Yah apa pun lah itu namanya. Bola ini enak bener didudukin kalau perut lagi kenceng. Emang sih untuk beli bola ini harus agak bermodal dikit. Saya beli bola yang ukuran besar ini dengan harga Rp 165,000. Hiks! Bola ini tiap hari saya pakai untuk latihan Pelvic Rocking, sangat ngebantu untuk mengurangi rasa pegel di punggung. Dan latihan duduk sambil panggulnya muter-muter di atas bola tersebut bisa bantu kepala bayi untuk turun ke bawah.  Secara beberapa minggu lalu saat USG ke RSCM kepala si adek bayi ada disamping, jadi dia melintang booook. Nah, setelah sering latihan pakai bola ini, hari Sabtu kemarin waktu ke St. Carolus lagi kepalanya udah di bawah. Yeeeaay... Nah,buat buebu yang punya kasus bayinya sungsang bisa juga pakai bola ini untuk bantu kepala bayinya cepat muter.


4. DVD dan buku latihan yoga untuk ibu hamil. Saya belum ikutan kelas senam hamil, baru rencana daftar untuk minggu depan sih. Nah, so far saya latihan sendiri di rumah pakai DVD dan buku yang dilengkapi gambar dan petunjuk. Di bukunya bidan Yesie "Gentle Birth" ada juga beberapa petunjuk dan gambar untuk yoga ibu hamil.


Nah.. buat buebu yang lagi hamil juga, gak perlu peralatan ribet untuk memberdayakan dan mempersiapkan diri kita saat melahirkan dan saat persalinan, kan? :) 

Wednesday, March 20, 2013

Kelas HynoBirthing

If you want to have better world, start it from pregnant moms
-Unknown Author-


Atas saran dari seorang teman dan rasa khawatir yang kerap muncul pada diri saya, membuat saya dan suami memutuskan untuk mengikuti kelas HypnoBirthing dari Hypno-Birthing Indonesia. Kelasnya berlangsung selama dua hari, di tanggal 23-24 Februari lalu dan ternyata dipimpin langsung oleh Ibu Lanny Kuswandi, founder dari HypnoBirthing Indonesia dan yang mengembangkan HypnoBirthing di Indonesia sejak tahun 2002. Sebelumnya saya hanya membaca website dan mengikuti twitter-nya saja. Lalu saat diumumkan ada kelas di bulan Februari, saya langsung ikutan daftar. Dengan harga Rp 900.000/pasangan/2 hari, semua pembelajaran, pengalaman yang di share di kelas tersebut buat saya berharga banget.

Mungkin sebagian pembaca tulisan saya bertanya-tanya, Hypno-Birthing itu apa sih? Di hipnotis gitu? Gak sadar dong? Sakit gak? dll. Seperti juga saat saya cerita kepada kakak ipar saya, pertanyaan yang muncul pertama kali darinya adalah, "sakit gak di hipnotis begitu?" Hypnobirthing mungkin belum begitu familiar terdengar buat orang-orang kita, apalagi yang belum pernah hamil, yang belum pernah cari-cari tahu soal kehamilan. Saya sendiri mengenal HypnoBirthing, gentle birth dan kawan-kawannya itu kira-kira saat menjelang saya mau menikah. Itu juga karena salah satu suami teman saya adalah praktisi hypnotherapy, jadi banyak tau dari mereka.

Jangan bayangkan HypnoBirthing itu memakai metode seperti hipnotis yang sering kita lihat di televisi yang dilakuin oleh Damien atau si botak, Dedy Cobuzier, yang bikin kita gak sadar terus ngelakuin hal-hal yang diperintahkan. Jauuuuuuhhh bangeeet dari itu. Selama dua hari mengikuti kelas tersebut saya sadar total tal tal tal tal malah bisa bolak-balik ambil minuman dan cemilan. :D

HypnoBirthing sendiri berasal dari kata "hypnos" yang berarti "tidur" dan "birthing" yang artinya "melahirkan". Tapi intinya secara sederhana (ini rangkuman saya sendiri ya) adalah bagaimana kita dibawa ke dalam kondisi relaks melalui proses relaksasi untuk memasukkan afirmasi dan sugesti positif (tentang proses persalinan dan melahirkan) kepada diri kita untuk diserap oleh pikiran bawah sadar. Kenapa harus dibuat relaks? Karena ketika tubuh manusia berada dalam kondisi yang relaks/tenang, maka dengan mudah afirmasi atau sugesti tersebut diserap oleh pikiran bawah sadar kita. Pikiran manusia terbagi atas pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dan taukah kalian bahwa ternyata pikiran bawah sadar manusia berperan sebanyak 83% atas apa yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, sementara pikiran sadar hanya berperan sebanyak 17%nya.

Jadi, jelas kan betapa pentingnya "pikiran positif" itu dimasukan ke dalam pikiran bawah sadar kita. Karena mungkin tanpa kita sadari sesungguhnya tindak tanduk kita sehari-hari sebagian besar dipengaruhi oleh apa yang tertanam di dalam pikiran bawah sadar kita.

Stigma yang tertanam pada sebagian besar masyarakat kita sejak lama, terutama perempuan, adalah bahwa proses melahirkan itu ialah proses yang menegangkan, sakit, mengerikan, tidak menyenangkan, penuh penderitaan, perjuangan keras, pokoknya serba 'horor' deh. Nah, lewat HypnoBirthing ini kita diajarkan bagaimana mengubah stigma negatif tentang proses persalinan tersebut menjadi positif.

Kalau ada yang bertanya lagi, emangnya segitu gampangnya ya merubah sebuah stigma yang selama ini udah melekat di dalam pikiran manusia? Saya jawab dengan pasti, "ENGGAK!" Makanya itu juga jangan berpikir dengan sekali ikutan kelas HypnoBirthing lalu proses persalinan dan melahirkan seorang ibu dijamin lancar jaya tanpa sakit sama sekali. Ngimpiiiiii.... Terus gimana dong biar bisa lancar dan nyaman? Jawabannya, LATIHAN sesering mungkin.

Proses HypnoBirthing bisa dilakukan sendiri dirumah. Mudah. Asal kita sudah tahu bagaimana caranya proses relaksasi tersebut (makanya ikutan kelasnya dulu biar tau). Dari ikutan kelas HypnoBirthing-nya Bu Lanny, pulang-pulang saya dibekali buku dan CD panduan. Jadi hampir setiap pagi atau setiap malam sebelum tidur saya latihan sendiri sekitar 20-30 menit. Sebab mensugesti diri sendiri gak bisa cuma sekali dua kali terus berharap semuanya lancar, makin sering latihan, makin mudah nantinya kita membuat diri kita merasa nyaman saat menghadapi persalinan. Merelaksasi diri sesering mungkin, memasukkan afirmasi-afirmasi positif bahwa proses melahirkan itu adalah proses yang indah, bisa dilakukan dengan nyaman dan tenang, dan meyakinkan diri bahwa tubuh kita mampu melahirkan dengan cara alami.

Bagi saya intinya adalah saya sangat percaya bahwa proses melahirkan itu adalah proses yang sakral. Proses keluarnya seorang manusia ke dunia untuk menjalani kehidupan tidak mungkin diciptakan dengan penuh ketakutan, trauma, kengerian, atau apa pun yang buruk. Tuhan Maha Baik, Maha Tahu, Maha Sempurna. Jika seorang perempuan dipercaya Tuhan untuk dititipkan ruh di dalam tubuhnya, maka Tuhan pasti sudah mempersiapkan segalanya dengan sempurna, termasuk kemampuan tubuh kita sendiri untuk mengeluarkan bayi tersebut. Masalahnya kadang kita sebagai manusia tidak menyadari bahwa tubuh kita mampu. Proses persalinan dan melahirkan hanya dianggap sebagai tindakan medis yang menjadi urusan dokter, perawat, dkk. Asal bayi itu keluar selamat, ibunya selamat, yo wis, klaaaaarrr......

Padahal kalau kita menyadari bagaimana indahnya proses kehamilan dan persalinan itu, rasanya ajaib banget. Waktu ikutan kelas HypnoBirthing dengan Bu Lanny, kami para peserta sempat diberikan tontonan sebuah video tentang proses berkembangnya sebuah janin selama 9 bulan di dalam kandungan, saya dan semua peserta yang perempuan sukses banjir airmata (yang bapak-bapaknya  pada jaim aja tuh, ga mau nangis, huehehe...). Videonya bisa dicari di youtube dengan judul "9 months".

Di kehamilan saya yang pertama kali ini, bersyukur banget saya bisa tau tentang semua hal ini gak telat-telat banget. Seengaknya saya bersyukur sering punya rasa penasaran mendalam terhadap sesuatu hal. Jadi begitu tau pertama kali tentang HypnoBirthing dan Gentle Birth saya selalu cari dan korek lebih banyak informasi mengenai hal ini. Dan banyak banget cerita, pengalaman dari semua yang saya baca dan dengar membuat saya lebih sadar diri mengenai proses kehamilan dan persalinan.

Saya selalu bilang ke diri sendiri, "bumil yang pintar ialah bumil yang banyak baca dan selalu mau tahu tentang apa yang terjadi pada diri dan bayinya."

Oiya, satu hal yang saya sadari, untuk ibu hamil yang mau ikutan kelas HypnoBirthing jangan tunggu usia kandungan tua. Sebab makin cepat ikutan, makin bagus. Kita bisa punya waktu makin banyak untuk latihan merelaksasi diri.

Tulisan ini sudah tertahan hampir sebulan di dalam draft, kalau nanti ada waktu kosong lebih banyak saya akan tulis lagi jauh lebih banyak tentang hal-hal seputar HypnoBirthing dan Gentle Birth.


pic from here














Friday, March 1, 2013

It's A Boy

Laki-laki. 

Yup! Seperti dugaan saya. Seperti perkiraan suami saya juga. 

Hari Jumat lalu kami pergi lagi ke Dr. Ekarini untuk USG, hasilnya jelas kelihatan bahwa si adek bayi berjenis kelamin laki-laki. Meski kalau ditanya maunya, sebenernya sih saya kepingin anak pertamanya perempuan. Biar bisa didandanin gitu, hehehe... Tapi suami memang maunya anak laki-laki (meski ga pernah mau ngaku). Perempuan atau laki-laki bukan hal besar bagi saya, yang penting adek bayinya sehat dan kuat. Meski maunya anak perempuan, tapi sejak awal sekali feeling saya memang mengatakan bahwa anak di dalam kandungan saya ini laki-laki. Semua peralatan bayi yang saya beli sebelum mengetahui jenis kelamin si adek bayi, meski niat awalnya beli warna-warna netral, tapi setelah dikumpulin kok cenderung warna laki-laki ya?!

Box si adek warnanya kombinasi hijau abu-abu, selimutnya biru, alas tidur dan gendongan warnanya kuning dan biru. Yang paling parah sih waktu kemarin mama saya baru pulang dari New Zealand. Semua baju yang dibeliin mama untuk si adek warnanya biru lengkap dengan gambar pesawat terbang, kereta api, atau roket. Waktu Ena protes kenapa bajunya kaya baju untuk anak laki-laki, Si Mama malah bilang, "ini sih netral." Hadeeeuh, itu mah baju  anak laki banget kali, ma. Tapi feeling nenek kali ya, dia tau cucunya bakal laki-laki. :)

Namanya?

He's got a name, tapi masih rahasia, hehe... Yang tau baru saya dan suami tentunya. Namanya ada empat suku kata. Nama itu "didatangkan" kepada suami saya. Hmm, gimana ya maksudnya?! Kaya semacam wangsit mungkin. Hehe.... Dulu sekali, saat hari dimana saya dinyatakan positif hamil, suami saya langsung bilang "kalau anaknya laki-laki, aku udah punya namanya." Dia sudah punya nama itu bahkan sebelum saya ketahuan hamil. Beberapa kali feeling bahwa anak kami laki-laki datangnya lewat suami saya. Pernah suatu pagi dia sedang ngaji, lalu dia datang ke saya dengan membawa tabsiran Al Quran. Suami saya menunjukan arti ayat yang sedang dia baca, saya lupa surat apa, tapi bunyi terjemahannya kurang lebih seperti ini: "... dan berbahagialah, karena didatangkan seorang anak (laki-laki) bagimu."


pic from here

Adek, tumbuh yang sehat dan kuat yaa... kita ketemu gak lama lagi. I love you...