Friday, January 17, 2014

Hari-hari Kemarin

Hi semua...

Semoga belum terlalu telat mengucapkan selamat Tahun Baru. Tidak terasa tahun sudah berganti lagi, hari-hari kemarin terlewati dengan begitu banyak cerita yang tidak sempat lagi saya tuliskan di sini. Sibuk? Tidak juga sebetulnya. Kegiatan saya masih seperti biasanya pekerja kantoran from 9 to 5 ditambah porsi menjadi seorang ibu. Banyak hal yang sulit membuat saya memiliki mood yang bagus untuk menulis. Saya tidak bisa menulis ketika suasana terlalu ramai, saya tidak bisa menulis ketika saya sangat sedikit membaca (buku/puisi/cerita/tulisan di blog), saya tidak bisa menulis ketika saya terlalu sedikit mendengarkan lagu di telinga, saya tidak bisa menulis ketika waktu banyak terlewat untuk hal lain yang perlu lebih saya utamakan. Ini bukan sesuatu yang menyenangkan bagi saya sebetulnya. Tapi saat ini, beginilah!

Siang ini saya hanya kebetulan mampir membuka blog ini, membaca beberapa tulisan dari blog teman-teman yang sudah lama tidak pernah saya kunjungi, lalu saya ingin menulis. Menulis tentang hari-hari kemarin yang telah lewat, hari-hari yang tidak sempat saya ceritakan di sini. Mungkin ini hanya serpihan yang tersisa dari ingatan dalam kepala. Selebihnya entah apa, saya terlalu lupa.

Sejak Langit hadir dalam hari-hari saya, fokus saya tertuju kepadanya semaksimal mungkin. Langit sekarang sudah menginjak usia 8,5 bulan. Giginya sudah tumbuh dua di bawah. Setiap tingkahnya membuat saya tak bisa berhenti jatuh cinta kepadanya. Saya berusaha menjadi Ibu yang terbaik baginya. Setiap pagi saya bangun setengah 5, memastikan semua kebutuhan Langit beres sebelum saya berangkat kerja. Sesibuk apa pun pekerjaan saya di kantor, sepagi apa pun saya harus berangkat kerja, saya HARUS memasak sendiri makanan untuk Langit di rumah. Instan food is a big NO! Alhamdulillah ASI saya masih keluar dengan lancar, stock ASIP di rumah pun masih banyak. Sufor is also big NO!

Aktifitas saya di kantor masih sama, dengan kesibukan yang tak pasti. Bulan Juni nanti genap empat tahun saya mengabdi di sini. Perusahaan ini berkembang pesat, bukan lagi perusahaan dengan karyawan sejumlah 22 orang seperti pertama kali saya bergabung di sini, sekarang sudah hampir mendekati 150 orang. Kantor ini baru saja pindah ke gedung baru yang tetangga depannya kerap ramai didatangi para koruptor calon penghuni  sel. Akhir tahun lalu saat para karyawan diliburkan selama dua minggu, saya dan team justru sibuk melakukan pindahan kantor ke gedung baru ini. Mood bekerja saya kadang naik turun, ini tahun keempat saya di sini, rasa bosan sering kali melanda, membuat saya kadang galau dan ingin keluar dari pekerjaan ini.

Banyak hal yang saya rindukan. Banyak sekali! Saya rindu hari-hari dimana saya bisa menyendiri, benar-benar sendiri, mengurung diri sambil merenung lalu menangisi masa lalu. Saya rindu membaca banyak buku dan mendengar banyak lagu yang menginspirasi untuk menulis puisi. Saya rindu menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol dengan teman-teman maya yang tidak pernah saya lihat wujudnya, tak pernah saya dengar suaranya tapi kami mengobrol banyak hal dan terasa begitu akrab. Saya rindu berkumpul dengan teman-teman saya yang sekarang ini kebanyakan juga sudah berumah tangga, ngobrol ngalor ngidul dengan mereka dan ketawa ngakak gak berhenti-henti sampai lemas. Saya rindu pergi ke pantai dan jalan-jalan ke tempat yang tidak pernah saya kunjungi sebelumnya. Saya rindu menghabiskan waktu berdua saja dengan Gema di taman, berjam-jam berdiam di sana hanya melihati orang-orang yang lalu lalang. Saya rindu nonton midnight di bioskop. Saya rindu pergi ke Taman Ismail Marzuki, nongkrong di sana sampai hari menjelang pagi. Saya rindu datang ke acara-acara seni dan pentas puisi. 

Saya rindu hari-hari kemarin ketika saya merasa 'bebas', di lain sisi saya menikmati hari-hari saya sekarang sebagai seorang ibu, mengamati Langit tumbuh setiap hari dan tak henti-henti jatuh cinta kepadanya.

Mood menulis saya yang dulu masih pergi entah kemana. Juga dengan berat hati saya mungkin perlu bilang selamat tinggal kepada puisi. Saya sudah tidak menulis puisi lagi, saya pun lupa kapan terakhir kalinya. Produktifitas saya menurun drastis. Sedih, tapi beginilah adanya. Mungkin nanti akan ada masanya lagi. Ketika saya senang kembali merenung, melihat hari-hari kemarin dengan lagu-lagu mellow di telinga. Mungkin nanti akan ada masanya lagi saya kembali menulis puisi di pagi hari, puisi (favorite saya) tentang kesedihan, penyesalan dan cinta yang ditinggalkan.


Just dropping by to say hi, don't be sad everyone. I'll see you again later. :) 


pic from here