Monday, September 19, 2011

Bagaimana Aku Membaca Gemuruh Dan Debur Ombakmu?

kenapa kerap kali kau membiarkan aku menanam curiga di kepala
menumbuhkan rimbun prasangka dalam dada
dan tak henti membenamkanku dalam banjir airmata,
namun segera bagimu aku menjelma penyihir
yang merapal kutukan-kutukan tak berkesudahan

aku merasa seperti tanpa jeda
kau goreskan duri-duri,
menghujam belati
tanpa pernah betul-betul membunuhku

terseok-seok aku mensejajarimu
terengah-engah tanpa bisa mencapaimu
terkubur dalam kecewa dan serupa
pengkhianatan yang berulang-ulang

bagaimana aku mampu membaca gemuruh dan debur ombak
di dalam dadamu itu?
sementara aku debu
dan dalam diammu aku begitu buta dan mati rasa


pic from here


Bekasi, 18 September, 2011

No comments:

Post a Comment