ketika awan mendung, aku akan berlari keluar, bertelanjang kaki dan menari bersama rinai hujan. Dalam basah akan kutemukan inspirasi, maka pada kata-kata ini kukristalkan dingin kisahnya
Sunday, May 16, 2010
Selamat Malam, Solo
Senja tenggelam dan hujan yang menyambut kita.
Hujan...
Selalu turut serta menemaniku, seperti biasanya.
Pulangku ke kotamu.
Tak seperti beberapa bulan lau, ketika kita masih sembunyi.
Iringan lagu Jogjakarta - KLA project yang menyambut kita.
Walau pun tiba kini kita bukan di Jogjakarta, namun masih seperti dulu.
Lampu - lampu jalan masih terang menemani langkah kita pulang.
Ini kah nanti yang akan ku sebut rumah?
Wangi sawah dan rimbun pepohonan.
Bukan macet - macet mobil yang ramai dengan klakson dan knalpot kotornya,
Jakarta...
Malam itu...
Perjalanan kita.
Senyum ramah Bengawan Solo
Engkau rindu rumah, bukan?
Perjalanan singkat kita.
Kau dan aku. Doakan cinta kita.
Seperti mereka - mereka yang turut mendoakan.
Abadikan di sini.
Wangi pagi itu, udara bersih, anak - anak sekolah dengan sepeda kumbangnya,
rumah makan lesehan pinggir jalan,
bunga flamboyan dan pohon - pohon mangga di tepi jalan kampung.
Di sini ada ketenangan. Namun aku pun rindu pulang kembali.
Rindu ibuku. Dan ada rasa cemburu yang kurasa,
saat ibu tiba-tiba menanyakan kabarku dalam kepergian yang baru sehari.
Di sini, langkahku tinggal setapak menuju Elang.
Di sini, jiwaku merasa satu dengan kota lahir sang "Kakek Romantis"
Di sini rasaku tenang ada Ibu dan cintamu.
Malam ini
Saat kita tiba, ingin selamanya begini.
Seperti lagu yang mengiring kita menuju rumah,
"dan di dunia ini aku tak mau sendiri..."
Selamat malam, Solo
Aku akan kembali, nanti...
06 November 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment