ketika awan mendung, aku akan berlari keluar, bertelanjang kaki dan menari bersama rinai hujan. Dalam basah akan kutemukan inspirasi, maka pada kata-kata ini kukristalkan dingin kisahnya
Wednesday, May 5, 2010
Rumah Putih
di Rumah Putih itu
kutemukan bahwa aku ternyata tak sendiri
tau bahwa ada inspirasi
tentang kau dan aku
lalu tentang Ia dan kekasihnya
yang bernasib sama dengan kita.
di Rumah Putih itu
pada ‘Rahim Kemarau’nya
aku tahu bahwa tawa mampu terbit
dari fajar air mata.
kau dan aku
yang berpisah sebelum berjumpa
seandainya kau tahu
sepeninggal dirimu
aku tersiksa
menangisimu setiap malam
hanya karena rindu
di Rumah Putih itu
akhirnya aku sadari
aku harus merelakan kau pergi
tanpa sedih, tanpa sesal
di Rumah Putih-nya
Ia dengan rela dan syukur
lalu dengan lega hati
membiarkan yang dicintai pergi
bersama kemarau
dan Ia yakin
kemarau akan selalu melahirkan hujan
yang akan menghapus jejak
saat kekasihnya pergi.
“Hujan pasti datang kembali, Meida. Meski itu bukan dia.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment