Saturday, May 14, 2011

Meninggalkan Kenangan

Kadang dalam sebuah perjalanan panjang kita ingin bersiap. Ketika itu mungkin kau ingin membawa semuanya sebagai bekal. Mengingat perjalanan yang akan kau lalui entah seberapa jauhnya. Kau ingin membungkus segala kenangan dengan kain lebar yang biru, melipatnya rapih, rapat lalu kau kunci dalam koper. Yang tersisa mungkin masih bisa kau selipkan di saku atau kantung celanamu.

Berdiri di peron menanti kereta, yang derunya selalu mengingatkan pada masa lalu. Terkadang menjemput sekaligus menjauhimu. Dengan desau angin sore yang kau bisa baca gelisahnya. Dan semburat jingganya senja. Semua orang menanti sama sepertimu. Mungkin sebagian mereka menerka bagaimana rasa perjalanan nanti.

 Tidakkah kau lihat aku selalu duduk di sudut stasiun? Menanti kereta yang datang membawa kenangan. Memandang lalu lalang petualang-petualang hidup itu. Kadang juga aku menantikan kedatangan seseorang. Aku masih saja mencari kereta yang tepat datang menjemputku.

Namun kadang dalam perjalanan mesti ada rasanya yang perlu ditinggalkan, agar bebanmu tak terlalu berat menunggang bahu. Lantas kuputuskan melepas beberapa kenangan untuk ditinggalkan. Melepasnya seperti kupu-kupu. Mereka akan terbang untuk hinggap mencari rumahnya sendiri. Mungkin tersangkut di pepohonan, atau pada bunga ilalang yang bentuknya seperti sikat botol itu. Atau suatu hari nanti, di suatu pagi, saat kau buka pintu ia bertamu di terasmu.



No comments:

Post a Comment