Thursday, May 5, 2011

Bagai Kerbau Dicucuk Hidungnya

"Jangan terlalu akrab ngobrol dengan Suci, nanti ketauan Yasmi."
"Lha? Memangnya kenapa kalau Yasmi tau?"
"Nanti kalau dia tau kamu dan Suci saling kenal karena aku, dia bisa murka perintahnya tidak dituruti."
"Orang aneh kalian semua!"


Tidak sampai lima menit pesan itu dibalas oleh si perempuan, handphone-nya berdering. Nama dan foto lelaki itu muncul di layar. Dering kelima akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya.

"Hallo."
"Kenapa? Aku masih dijalan. Telepon nanti saja!" katanya ketus.
"Iya, iya."


Telepon dimatikan dan ia mendengus kesal. 


1,5 jam kemudian...

"Sudah sampai?"
"Sudah."
"Kamu sudah makan?"
"Sudah."
"Yah, dingin."
"Iya. kalau mau panas duduk di kompor sana. kalau kurang panas sekalian ke neraka."
"Kacau kamu."
"Memang."
"Kenapa?"
"Gak kenapa-kenapa."
"Kenapa sih? jangan gitu dong."
"Aku gakpapa. Kamu tuh yang kenapa?!"
"Maaf ya."
"Kenapa minta maaf?"
"Kamu tersinggung ya?"
"Gak perlu."
"Tuh kan."
"Apa?"


Di saat yang bersamaan...

"Nyebelin tuh dia!"
"Kenapa lagi?"
"Budaknya Yasmi ya?! Apa-apa mikirin perasaan Yasmi saja."
"Memangnya bilang apa?"
"Dia takut Yasmi tau kamu kenal aku dari dia. Kamu kan yang bilang Yasmi itu melarang kamu berhubungan sama dia. Kalau sekarang kamu ketahuan Yasmi kenal aku melewati dia, artinya kan kamu masih berhubungan dengan dia."
"Ah, aku aja udah gak mau peduli, mbak, sama mbak Yasmi. Aku ga takut. dia itu sering bohong, kalau cerita berasa paling hebat sendiri. Aku tau kok, tapi aku diemin aja."
"Lagian, kalian itu kenapa sih? Sama Yasmi aja takut. Mau saja menuruti perintah-perintah dia yang aneh."
"Haha, emang aneh ya? Yah, emang begitu, Mbak. Kalau melawan nanti bisa jadi musuhnya."
"Kalian itu ketakutan melawan perintah Yasmi. Mau saja diperbudak." 

Menjelang tengah malam...

"Masih marah?"
"Masih gak habis pikir, kenapa terus-terusan mikirin Yasmi. Kamu sama saja dengan Suci. Selama ini cuma berani ngomongin dia di belakang. Menjelek-jelekan dia. Tapi gak berani ngomong di depan orangnya."
"Kan teman ya."
"Terus kalau teman memangnya kenapa? Membiarkan dia begitu?"
"Yasmi itu memang suka berlebihan. Semua orang juga tau. Biarin saja masa mau dihakimi terang-terangan."
"Kalau begitu gak usah mengeluh dan ngomongin lagi kejelekan dia di belakang. Kamu juga gak berani. Suci sendiri bilang dia aja gak peduli lagi sama perintah Yasmi. Lagian ada masalah apa Yasmi melarang-larang Suci berhubungan dengan kamu? Sekarang kamu ketakutan Yasmi tau aku berteman dengan Suci. Ada masalah memangnya?"
"Kalau dia memang begitu, terus kenapa?"
-----------------------------------------------------------------------

Kalau kalian hanya bisa menjelek-jelekan orang lain, namun tidak berani "menampar" mulutnya ketika ia berkoar nyaring tentang kebohongan-kebohongan dan cerita khayalan tingkat tingginya, maka lebih baik tidak perlu ngedumel di belakang dan menceritakan hal itu kepadaku. Dan kemudian hanya patuh saja menjadi budaknya, karena takut melawan perintah-perintahnya yang bagiku tidak masuk diakal, tak ubahnya kalian seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.



No comments:

Post a Comment