Thursday, July 1, 2010

Piala Dunia & 4 Tahun Kisah Kita


Ini moment yang sama. Malam ini, percakapan kita. Tapi kita sudah berbeda kan?
Aku tertawa sepanjang perjalanan hari ini. Sama seperti dulu bahagianya ketika pertama bertemu. Dalam ketidaksengajaan, dalam kata-kata, dan dalam maya.

Kita bercerita lagi...
Menengok ke belakang, melihat kembali kita di masa-masa terdahulu.
Rasanya seperti jatuh cinta.

Tidak terasa ya...
Empat tahun sudah berlalu dan kita masih tetap terjaga dalam maya.
Entah dengan apa kita bisa terus saling menjaga selama ini.
Rasanya seperti selalu ada jembatan yang mengikat jarak kita.
Pada terpisahnya waktu, tatapan-tatapan mata kita karena lautan yang membentang.

Piala dunia kali ini, membawa kita pada romantisme masa-masa lalu.
Team favorite kita masih sama. Dan kenangan-kenangan dulu.
Sebuah kalimat "yang tak patut didengar" yamg membawamu kepadaku.

Aku ingin tertawa.
Mengenangnya saja bersamamu malam ini, kata-kata itu, semua surat-surat itu dan obrolan-obrolan panjang kita malam-malam dulu, membuatku bahagia.

Empat tahun berlalu...
Kau bilang aku sudah besar sekarang. Gadis yang kau lihat menjadi matang walaupun hanya dalam gambar. Bukan gadis sensitif dan perajuk lagi. Huu, kau perlu tahu, dulu kau pun begitu.

Kau juga sekarang berbeda. Tak kau sadari kah, semua jauh berbeda.
Empat tahun yang lalu ketika kau hadir dalam diriku yang patah hati ditinggalkan cinta yang kukira sejati. Kau kah yang dikirim pada kemarau itu? Kau yang bersama wanita itu, dulu, mengisi hari-hariku dengan harapan meski ku tahu selalu hampa.

Percakapan kita berbeda kan sekarang. Dulu kita masih saling senang menggoda. Bermimpi-mimpi akan jumpa kita yang nyata. Malam ini, rencana-rencana hidup ke depan yang kita bicarakan. Pernikahanku dan nya dan mu dengannya, dalam rencananya yang tahun depan.

Tak terasa ya...
Persahabatan ini berjalan.
Dan kisah kita akan selalu sama.
Seperti yang aku bilang, dalam persahabatan kita akan selalu ada cerita yang akan dibagi. Selalu ada kisah yang diceritakan.

"Aku masih akan melihatmu tumbuh menjadi seorang istri dan ibu," katamu.
Aku pun juga sebaliknya. Masih akan melihatmu menjadi suami dan ayah.
"Melihatmu sebagai seorang kakek?"
"Entahlah" jawabku sendiri.

Malam ini aku katakan kepadamu. "Kamu perlu tahu satu hal yang paling penting dalam persahabatan kita. Jika suatu hari nanti ada masanya dimana kita tidak pernah lagi berbagi cerita dan tak ada lagi kata-kata antara kita, bukan berarti aku telah melupakanmu. Ingatlah, bahawa aku akan terus mengingatmu sampai tanah memanggilku kembali. Terlalu tak masuk diakal rasanya melupakan dirimu dan persahabatan ini.

Dulu, ketika kita saling diam-diam tau bahwa ada rasa yang jauh lebih dalam diantara kita, tapi kita menahan, bukan, demi persahabatan ini. Aku betul-betul merasa bahagia sekarang. Kita betul-betul saling menjaga. Jauh-jauh lebih setia dibanding jika dulu kita memaksa cinta. Kau tahu kan, pernah ada masanya kita menjadi renggang, cerita yang masing-masing kita simpan saja karena takut menyakiti jika diceritakan. Ada masa-masa dimana kita bertengkar yang sebab saling tak tahu bagaimana mengungkap rasa, menunjukan cemburu sementara pada maya kita saling bilang baik-baik saja.

Malam ini, mengenang 4 tahun kebersamaan kita pada maya dan kata-kata, kita tertawa dan bahagia. Bersyukur ya, dulu kita tidak memaksa cinta hadir. Aku sungguh-sungguh mendoakanmu dengannya. Dan doakan aku juga ya...

Malam ini, kita lebih saling mengerti, inilah arti sahabat sesungguhnya. Dan berjanjilah, sekuat yang kau mampu jangan lupakan yang telah kita lalui.


"Aku sudah sampai di rumah. Akhirnya..."
Tak terasa pejalanan yang hampir dua jam ini kulewati bersamamu lagi. Percakapan kita malam ini, disudahi dulu ya. Pertandingan Italia sudah mau mulai, berdoalah agar menang!"


June 28, 2010 for July 5, 2010

1 comment: