kesepian kemudian merambat
menjadi sulur pada tembok tembok dalam ruang sempit itu
kesedihan yang dalam
sepanjang jalan-jalan yang ruwet bising
mendadak tidak normal rasanya
pikiranmu membelah
bahagia dikirimkan di satu sisi
sementara sengsara menggigit perlahan
menggerogoti pelan-pelan
jiwa-jiwa yang kosong
letih dan ingin mati
memejam mata yang tak habis-habis
tidur dalam hitam
hembus napas-napas lelah
sepi bisa begitu mencekam ternyata
Jakarta, 15 Juni, 2011
No comments:
Post a Comment