Monday, June 13, 2011

Forgiven Not Forgotten

Pagi ini saya menemukan komentar terbaru pada tulisan saya yang berjudul "Maling". Jujur saya agak kaget karena ternyata yang memberi komentar ternyata si Halimah, perempuan Sukabumi yang menjiplak tulisan saya dalam blognya. Beberapa hari lalu setelah menemukan dua orang yang mencuri tulisan saya dan mengaku-akui sebagai miliknya, saya memang merasa kesal sekali. Saya sampai menulis beberapa tulisan hanya mengenai maling-maling tersebut. Lalu teringat komentarnya Mbak Ayu di Facebook saya mengenai tulisannya Mba Novi kepada saya tentang maling-maling itu, katanya menulis di internet atau di blog memang rawan sekali untuk dicuri, itu sebuah resiko yang wajar. Jadi saya berusaha untuk tidak emosi lagi kalau mengingat kejadian itu. Saya pikir ya sudahlah. Emosi saya sudah dikeluarkan melalui tulisan-tulisan di dalam blog ini.

Tadi subuh seorang teman saya, Iboy, menuliskan sesuatu di Facebook. Luapan kekesalannya juga setelah baru semalam membaca blog saya, katanya. Tapi saya sudah biasa-biasa saja menanggapinya, memang sudah resiko. Tapi pagi ini kok saya rasanya jadi kesal lagi ya, setelah membaca komentarnya si Halimah ini. Mungkin kurang lebih rasanya sama seperti  Mbak Gita, si maling yang ditegur malah kesal balik dan ngomel balik kepada kami yang menjadi korban pencuriannya. Lha, saya kok jadi bingung ya?! Yang maling siapa sih sebenarnya?!

Halimah menulis : maaf mentari, saya kira kata2 u terlalu berlebihan. saya minta maaf karena mang itu salah saya,blog itu hanya blog percobaan hingga saya juga baru ngecek lagi hari ini, waktu itu saya masih beljr2 ngeblog, jdi blum tahu bgaimana ngelink, bagaimana etika di dunia maya,bgaimana menghargai pemikirn org,lgian deskripsi itu sudah diganti. jadi maaf sekali lagi 

dan disusul komentar berikutnya: oya maaf bisa di hapus postingan ni nya?saya kan dh menghapus blog saya itu. 

Well, hear...  Halimah, saya sudah memaafkan kamu. Setidaknya kamu menanggapi komentar yang saya kirimkan di blog kamu dan meminta maaf kepada saya. Tapi begini ya, saya tidak akan menghapus tulisan apa pun di dalam blog saya ini. Sudah banyak yang membaca tulisan saya dan seperti selalu saya bilang kepada siapa pun, blog ini blog saya, jadi suka-suka saya mau menulis apa. Selama saya tidak menjiplak mentah-mentah tulisan orang lain, tidak ada yang berhak mengatur saya untuk menghapus tulisan-tulisan saya sendiri. Seperti juga yang telah saya tulis pada komentar balasan saya untuk kamu, kalau kamu merasa sudah menghapus tulisan saya di blog kamu, memang seharusnya begitu kan? Karena tulisan itu memang bukan milik kamu. Tapi apa yang tertulis di sini adalah milik saya sendiri, jadi tidak perlu saya mematuhi perintah kamu.

Menghapus tulisan saya tentang kamu itu artinya bisa saja meminta saya melupakan hal tersebut. Atau berusaha agar orang-orang lain yang telah membaca tulisan tersebut melupakannya. Menghapus tulisan artinya melupakan jejaknya. Tulisan saya di sini untuk pelajaran, bukan hanya bagi kamu, tapi juga untuk para penjiplak lain di luar sana. Atau setidaknya orang-orang yang membaca tulisan saya akan tahu harus bagaimana beretika di dunia maya. Lucu sebetulnya bagi saya di saat kamu meminta maaf tetapi tetap saja disertai oleh penyangkalan dan alasan-alasan yang agak konyol kedengarannya. Seperti kamu bilang blog itu hanya blog percobaan, lalu apa karena masih percobaan lantas sah-sah saja "mencoba-coba" untuk jadi plagiator?! Belajar menulis bagi saya adalah sebuah proses. Bagaimana bisa menulis yang baik kalau awal pembelajaranmu saja sudah diawali dengan mencontek? Dengan cara yang salah? Belajarlah menulis dengan ide dan pemikiran kamu sendiri, tapi berkreasilah dengan inspirasi dari mana pun. Saya rasa itu cara yang paling baik untuk menghasilkan tulisan yang bercirikan kamu sendiri. 

Saya memaafkan tindakanmu dan menerima maafmu, tapi bukan berarti saya melupakan begitu saja. Permintaan maaf bukan berarti saya lantas akan mentolerir kelakuan-kelakuan semacam ini lagi. Mengutip tulisan Mbak Enno, saya hanya sedang memperjuangkan karya saya untuk dihargai dan dihormati sebagai milik pribadi saya sendiri. Terima kasih.


No comments:

Post a Comment