malam-malam yang biasa kita singgahi
angin terkadang menjadi begitu tajam
ketika bulan di atas jalanan, tak berbayang
pada debu-debu aspal jalanan
kita berdekap, berpelukkan
sorot matamu api, meski kadang berkabut,
melahirkan debar tak berkehabisan
dan ciummu candu, menelan kata-kata
maka aku diam saja
sebab rasa kadang tak perlu bahasa
malam-malam tak berpawang
aku ingin gerimis turun, menghujan
meski kita tak berpayung
dan angin malam yang makin menjadi
dalam pelukmu
aku makin mencintaimu
Jakarta, 7 Juni, 2011
No comments:
Post a Comment