Saturday, April 2, 2011

Jadi Bertanya

Di kalangan sastrawan dan penyair, setelah heboh tentang sms Taufiq Ismail yang mengusir, melarang, membungkam beberapa acara diskusi buku mengenai Lekra di PDS HB Jassin belum lama ini, kini muncul berita plagiat puisi yang dilakukan olehnya. Puisi karya Doughlas Malloch yang berjudul "Be The Best of Whatever You Are" dianggap dijiplak oleh Taufiq Ismail dalam puisinya yang berjudul "Kerendahan Hati." Saya kutipkan kedua puisi tersebut di bawah ini.


Be The Best of Whatever You Are
Oleh: Doughlas Malloch


If you can't be a pine on the top of the hill
Be a scrub in the valley--but be
The best little scrub by the side of the rill;
Be a bush if you can't be a tree.

If you can't be a bush be a bit of the grass,
And some highway some happier make;
If you can't be a muskie then just be a bass--
But the liveliest bass in the lake!

We can't all be captains, we've got to be crew,
There's something for all of us here.
There's big work to do and there's lesser to do,
And the task we must do is the near.

If you can't be a highway then just be a trail,
If you can't be the sun be a star;
It isn't by size that you win or you fail--
Be the best of whatever you are!


Kerendahan Hati
oleh: Taufik Ismail


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri


Setelah itu, muncul pernyataan Fadli Zon, keponakan Taufiq Ismail yang juga Ketua Ikatan Alumni (ILUNI) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI) yang terkesan memberi pembelaan terhadap Taufiq Ismail yang membisu saja dihujat berbagai pertanyaan. Katanya, Itu bukan puisi Taufiq Ismail. Karena dalam puisi tersebut nama penulisnya adalah Taufik Ismail, pakai "k" bukannya "q", jadi itu bukan miliknya. Sementara dalam sebuah berita di internet, saya baca Taufiq mengatakan bahwa ia tidak mau berkomentar apa-apa. "Sedang saya pelajari dulu," katanya.

Saya jadi bertanya. Kalau "Kerendahan Hati" memang bukan miliknya, seperti yang dianggap Fadli Zon begitu setidaknya, kenapa Taufiq Ismail yang pakai "Q" bukannya "K" itu harus repot-repot mempelajari dulu?

Setelah "marah-marah" tentang diskusi Lekra di PDS HB Jassin dengan sms yang jauh dari santun kata-katanya, lalu plagiat puisi, apalagi yang hendak dicari TaufiqIsmail? Sensasi? Oh, sungguh. Gerangan apa dengan dirimu, Simbah?!


Jakarta, 3 April 2011

2 comments:

  1. Salam kenal...I love rainy too...hehe...
    saia sukaaaa,,blog ini,,,kapan2 mampir ke blog saia yah mbak,,,n follback...
    http://monggopinarak-miracle.blogspot.com/
    dan ini...
    http://nickzone-miracle.blogspot.com/
    makasih...^^

    ReplyDelete