"Yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia membaca buku, sementara binatang tidak. Manusia yang bermartabat adalah manusia yang membaca buku sastra. Dan manusia yang memusnahkan sastra adalah yang seperti binatang."
Kurang lebih begitulah kata-kata Hari Rusli yang disampaikan Mayong Suryo Laksono pada Konser Koin Sastra yang sukses digelar semalam di Bentara Budaya Jakarta (13/4). Mayong beserta Faby Febiola menjadi pembawa acara dalam acara Konser Koin Sastra yang diselenggarakan untuk menggalang dana untuk Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Pusat dokumentasi yang memiliki "harta sastra" terlengkap se-Asia Tenggara ini terancam tutup setelah dikeluarkan SK yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo yang menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta hanya akan memberikan dana bantuan untuk pengelolaan PDS HB Jassin sebesar Rp 50 juta per tahun. Jumlah dana yang diberikan Pemprov DKI makin berkurang setiap tahunnya, tahun ini ialah yang terparah. Hal inilah yang menggerakan hati para pecinta dan peduli sastra untuk menggalang dana untuk PDS HB Jassin atas nama #Koinsastra.
Konser Koin Sastra semalam dimeriahkan oleh lebih dari 20 artis dan seniman tanah air. Para pengisi acara tersebut adalah Dewa Budjana, Dwiki Dharmawan, Piyu Padi, Ari Malibu, Reda Gaudiamo, Djenar Maesa Ayu, Jose Rizal Manua, Sudjiwo Tedjo, Garin Nugroho, Hanna Fransisca, Cok Sawitri, Ananda Sukarlan, Soimah Pancawati, Inayah Wahid, Gunawan Maryanto, Saras Dewi, Ayu Laksmi, Maya Hasan, Band Kotak, Efek Rumah Kaca, Float, dll. Malam itu pula diluncurkan sebuah buku kumpulan cerpen "Dari Datuk Ke Sakura Emas" yang ditulis oleh 14 penulis dimana seluruh hasil royalti penjualan buku ini akan disumbangkan untuk PDS HB Jassin.
***
Saya akhrinya datang cuma dengan Mbak Novi (plus si Mas-nya). Jajang & Mba Ai, Iboy,dan Gema yang sebelumnya janjian dengan saya gak jadi ikutan datang ke Konser Koin Sastra. Dari kantor saya berangkat sendiri modal nekat dengan supir taxi yang juga ga tau jalan. Saya sudah lama sekali gak ke komplek Gramedia Kompas sana, jadi lupaaa....
Saya tepat tiba jam setengah delapan malam dan suasana di sana sudah ramai sekali. Mbak Novi tiba setelah kira-kira 20 menit setelah saya sampai. Kami langsung ambil posisi di depan panggung, lesehan. Acara dibuka oleh Putu Fajar Archana selaku ketua pelaksana dan dilanjutkan oleh sambutan dari Ajip Rosidi dan Pimpinan Redaksi Harian Kompas.
Konser langsung terasa meriah ketika Reda Gaudiamo dan Ari Malibu sebagai pembuka menyanyikan "Gadis Peminta-minta", "Gadis Kecil" dan "Aku Ingin" -- musikalisasi puisi Toto Bachtiar dan Sapardi Djoko Damono.-- Garin Nugroho turut berkolaborasi membacakan pesan-pesannya saat Ari-Reda menyanyikan "Aku Ingin" (lagu ini pernah dipakai sebagai soundtrack film Cinta Sepotong Roti yang disutradarai Garin tahun 1990). Selain itu, penampilan paling seru bagi saya adalah ketika dalang edan, Sudjiwo Tedjo tampil bersama Soimah Pancawati diiringi oleh Dewa Budjana dan Dwiki Dharmawan, juga ketika Cok Sawitri berkolaborasi dengan Ayu Laksmi, Maya Hasan, dan penari asal Bali, I Wayan Sura dalam membawakan beberapa lagu dan sajak.
Rencana awalnya saya dan Mbak Novi tidak ingin pulang terlalu malam. Kami berencana pulang sekitar jam sepuluh, acaranya kan dimulai dari jam setengah delapan, cukuplah saya kira menyaksikan Konser Koin Sastra ini dalam waktu dua jam setengah. Karena besok pun saya masih harus kerja pagi begitu juga Mbak Novi. Tapi niatan itu gagal total. Jam 12 malam kami baru keluar dari Konser yang belum juga selesai itu. Pulang searah dengan Mbak Novi ke Rawamangun, saya tiba di rumah tepat jam satu pagi.
***
Dari Konser Koin Sastra semalam menunjukan dengan begitu jelas bahwa masih begitu banyak orang yang peduli atas keberlangsungan nasib Sastra Indonesia khususnya PDS HB Jassin. Konser dihadiri oleh ratusan orang, begitu ramai, dan begitu penuh cinta saya rasa. Gerakan yang lahir atas kepedulian berbagai pihak, yang awalnya hanya ramai diperbincangkan di jaringan Twitter dan Facebook saja, bisa menjadi sebuah bukti cinta yang ril. Seperti yang disampaikan oleh seorang penyair dari Bandung, Ahda Imran, yang juga menjadi salah satu pengisi acara dari Konser Koin Sastra semalam, "Saya di sini hanya bisa membacakan puisi, tapi setidaknya ini adalah bukti kepedulian saya yang nyata terhadap PDS HB Jassin. Cinta yang nyata, bukan sekedar janji."
Dana yang terkumpul semalam dari Konser Koin Sastra sebesar Rp 172.732.665, padahal konser hanya terselenggara dalam waktu beberapa jam namun jumlah dana yang didapat lebih besar daripada yang diberikan Pemprov DKI Jakarta untuk jangka waktu setahun. Sementara Gubernur Metropolitan kita yang terhormat, Fauzi Bowo, telah menjanjikan akan memberikan dana Rp 1 milliar setiap tahunnya untuk PDS HB Jassin, kita tunggu saja bukti nyatanya. Namun saya kok sangsi.
No comments:
Post a Comment