Tuesday, August 10, 2010

Terkutuklah, kamu!

:Kun

Kamu tahu rasanya tidak bahagia? Menderita sepanjang sisa hidupmu, merasa sia-sia, upaya apa pun yang kamu lakukan tidak akan ada gunanya. Kamu harusnya tahu bagaimana rasanya tidak pernah menjadi bahagia lagi. Karena kamu yang kirimkan rasa ini. Sejak hampir tiga tahun yang lalu. Kamu. Kamu yang membuat keluarga kami tidak lagi bahagia. Kamu keparat!

Kamu tahu rasanya gelisah setiap hari? Merasa letih setiap kamu membuka mata. Dijejali pikiran-pikiran yang tak pernah mau berhenti bertanya kenapa, apa dan bagaimana. Merasakan sesak yang luar biasa setiap kamu bernafas. Pernahkah kamu merasa begitu putus asa?

Kamu seperti Dementor, yang merenggut semua kebahagiaan yang ada. Memberikan rasa dingin setiap tubuh, menggigil bahkan ketika hari terik sekali pun. Menghapus semua mimpi-mimpi indah keluarga kami. Kamu yang menghancurkannya menjadi butiran abu yang pedih. Hilang, terbang entah kemana. Kamu Dementor yang tak mampu kukalahkan dengan Patronus wujud apa pun.

Kamu harusnya tahu, tak pernah nikmat rasanya menjadi sengsara. Di dalam rumah yang hangat sekali pun, kamu temukan derita tak berkesudahan. Parahnya, kamu masih hidup. Merana setiap hari. Menangisi nasib hingga kolam di matamu kering kerontang. Kamu bahkan tak mampu berairmata lagi. Lalu, kamu sadari bahwa kamu bisa tenang hanya saat kamu terlelap. Tapi kamu. Kamu adalah mimpi buruk setiap malam. Maka, bagaimana bisa kami tidur dengan nyenyak lagi?

Dari semua derita yang kamu berikan, maka itulah batu asahan yang paling baik untuk menajamkam segala dendam. Aku akan menajamkannya setiap hari, atas semua luka dan perih yang kamu bagi.Di sini, kamu beruntung aku tidak pernah mencarimu. Namun suatu hari kelak, jika kita bertemu di dalam neraka sekali pun, aku yakinkan kepadamu bahwa pisau-pisau dendamku akan jauh lebih perih dari hunusan segala pedang. Pisau ini, nanti kau tahu. Akan kutebaskan di perutmu, lehermu, matamu, dan di nadimu. Akan mencekikmu hingga kamu nanti tahu sakitnya. Sakit yang aku kumpulkan sampai mati. Jika mungkin kamu beruntung nanti, kita akan bertemu di surga. Yang penuh bidadari, sungai yang jernih dan berair wangi, maka di tempat yang paling indah sekali pun tak akan kubiarkan kamu bahagia. Pisau-pisau ini akan menghantuimu, sebab akan kubawa sampai ke liang kuburku.

Aku sudah sering merasakan luka. Tapi yang satu ini, yang kamu berikan, adalah luka yang tak pernah menjadi kering bahkan di sahara sekali pun. Kamu yang membuat kami sengsara sampai mati. Kamu, Kun.

Biarkan aku menjadi dosa karena mengutukmu. Tuhan yang maha tahu. Semoga Ia bisa memahami dan memaafkan. Aku akan mengutukmu sampai ke neraka sana. Kuberikan kutukan yang tak akan pernah hilang oleh mantera apa pun dan tak akan kutarik kembali dengan syarat apa pun. Semoga semua keluarga mu dimana pun berada, selalu menderita juga sepanjang usia mereka. Di neraka sekali pun nanti kuharapkan mereka diletakkan ditempat paling jahanam, beserta dirimu juga tentunya. Jika di surga, akan kuberikan rasa getir dan pahit pada semua buah paling ranum. Dan setiap air sungai yang jernih adalah racun bagi tubuhnya.

Kamu, terlalu baik aku masih mengharapkan kita bertemu di neraka atau surga. Tidak, aku tidak akan berbaik hati. Maka aku mohon dengan segala doa dan ilmu sihir mana pun supaya langit dan bumi tidak akan menerima rohmu.

Kamu harusnya menerima segala dengan ikhlas hati. Itu lah doa-doa terbaik yang aku berikan kepadamu dan semoga Tuhan yang maha kuasa mengabulkannya.

Kamu telah tebarkan benih pohon-pohon duka di halaman rumah kami. Pohon duka yang merambat, yang setiap detiknya makin panjang, menutupi rumah ini dengan buah perihnya. Maka, kami-keluargaku tidak pernah lagi melihat matahari yang cerah.

Kamu, adalah segala keburukan yang tercipta. Iblis, setan, perusak, bajingan, keparat, pendosa. Kamu!

Maka pada akhir ini, aku tidak akan berhenti-berhentinya mendoakan segala derita dan hina kepadamu. Semoga kau cepat mati dan disiksa, agar kau tahu bagaimana sakitnya.

1 comment: