Tuesday, August 24, 2010

I Am Feeling So Blue


kata orang hidup itu berputar, kadang di atas kadang di bawah. lalu hidup yang seperti belakangan ini saya alami apa namanya ya? saya sendiri tidak tahu. belakangan ini hanya sering sekai merasa begitu sedih, tak bersemangat, malas, menyesali begitu banyak hal. apa saya kurang bersyukur ya?

saya hampir dua bulan belakangan ini, lebih mungkin, selalu merasa lebih ingin sendiri. merenung, berfikir, menangis. saya hanya butuh waktu untuk menenangkan diri. saya hanya ingin sendiri, tapi ada yang menemani mengobrol, bercerita, ada yang ingin diajak berbagi.

saya kira saya tahu penyebab utamanya. pekerjaan saya yang sekarang ini. saya tidak pernah seperti ini sebelumnya. saya sendiri tidak mengerti kenapa. sudah hampir tiga bulan saya bekerja di tempat yang baru, selama itu pula saya (hampir) tidak pernah merasa nyaman, betah, kerasan. lingkungannya, orang-orangnya, aura di tempat kerja ini, saya tidak suka. mungkin karena saya tidak suka makanya terbeban.

karena ini blog saya, suka-suka saya kan mau menulis apa. jadi maaf kalau sepertinya di tulisan kali ini saya hanya mengeluarkan uneg-uneg saya saja.

saya bosan! saya ingin berhenti dari tempat ini. setiap pagi ketika harus berangkat kerja tidak ada semangat yang muncul, tidak ada rasa gairah pergi ke tempat kerja. sepanjang jalan lebih seringnya saya membayangkan hari iniakan seperti apa dengan orang-orang itu. ketika sampai di kantor saya langsung berpikir kenapa waktu masih lama sekali berakhir, saya tidak pernah mau berlama-lama tinggal di kantor kalau memang tidak terpaksa, biasanya jam lima kurang sepuluh menit saya sudah bersiap-siap untuk kabur.

pacar saya bilang saya harus sabar. dia bilang jangan melepaskan pekerjaan ini dulu sambil mencari-cari pekerjaan lain jika memang ingin keluar dari sini. tapi, saya sudah tidak tahan rasanya. saya sendiri tidak mengerti saya kenapa. tidak biasanya saya lemah begini.

pengalaman saya bekerja memang belum lama. totalnya pun baru hampir dua tahun. saya lulus kuliah di bulan agustus 2008 dan memulai pekerjaan pertama saya di bulan akhir tahun itu. tidak adil kalau saya bilang tempat ini begitu tidak enak untuk bekerja, karena jika ingin membandingkan tentu saya hanya bisa membandingkan dengan tempat lama saya bekerja. jelas berbeda.

hotel tempat saya pertama kali bekerja merupakan hotel besar, dengan ratusan karyawan. ketika saya pertama kali bekerja, hotel itu memang baru selesai di renovasi, bahkan tiga bulan pertama saya masuk hotel itu belum dibuka kembali untuk umum. Tapi sebelum renovasi hotel itu sudah berdiri megah, sudah jelas managementnya, bahkan hotel tersebut merupakan hotel bintang lima pertama di asia tenggara. di sana, suasana bekerja jelas berbeda dengan tempat yang sekarang. hampir setiap hari saya bertemu dengan orang-orang yang berbeda, dengan masalahnya masing-masing, ada tantangannya. menghadapi tamu yang tidak selalu bersikap ramah, yang senang mengamuk karena merasa sudah bayar mahal tapi service yang di dapat tidak memuaskan, sampai yang bersikap begitu baik hanya karena dipuji-puji sedikit, sudah pernah saya rasakan. jika sekarang saya berpikir ulang, alasan apa yang sebenarnya membuat saya ketika itu mengundurkan diri, jelas pasti bukan karena saya tidak betah, tapi ketika itu saya mencoba mencari pekerjaan baru dengan waktu kerja yang pasti, office hour, bukan bekerja shift seperti di hotel, yang kadang jam 6 pagi harus sudah tiba atau baru pulang jam 11 malam. dan juga management hotel yang rasanya saat itu yah, begitu-begitu saja, padahal hotel tetangga yang lebih baru buka setelah renovasi lagi bisa lebih menyedot tamu.

tempat yang baru ini, merupakan perusahaan marketing international, yang baru berkembang di jakarta sejak 3 tahun lalu. saya ingat, dulu ketika wawancara pertama kali di tempat ini, saya ragu sebetulnya. "masa iya sih perusahaan international seperti ini?" well, tapi ya maklum lah mungkin karena masih baru kali, pikir saya. perusahaan ini cuma memiliki karyawan kurang dari 30 orang. kantor yang ukurannya tidak besar, orang-orangnya tentu lebih individual. berbeda sekali! satu hal yang paling saya benci di sini, sebelumnya maaf bukan saya melebih-lebihkan tapi ini sekadar rasa jujur yang saya mau ungkapkan, beberapa orang di sini rasanya seperti tidak punya manner. saya muak mendengar orang berteriak-teriak untuk hal-hal yang ga perlu diteriaki. dulu, saat saya menerima telepon untuk wawancara kedua kali di tempat ini saya hampir tidak mau datang lagi, karena rasa ragu-ragu itu tadi, tapi toh akhirnya saya duduk mengetik tulisan ini dari dalam kantor ini juga.

kerja saya di sini tidak jelas, sungguh! saya gerah sendiri. apa yang dicantumkan di dalam kontrak yang saya tandatangani dulu saat menerima pekerjaan ini berbeda dengan kenyataanya. pada nyata nya apa yang harus saya lakukan adalah yah, apa saja yang disuruh deh. untung mereka tidak pernah menyuruh saya nyapu dan ngepel, karena saya memang bukan OB. ini bukan multitasking! selama saya bisa memang saya melakukan itu, tapi lama-lama kok semakin tidak jelas apa sih posisi saya di sini sebenarnya. saya, yang bukan lulusan ekonomi, yang tidak pernah tahu pasti bagaimana urusan accounting/finance, sekarang pun harus mengurusi petty cash, invoice, faktur pajak, dan hal-hal aneh lainnya. sudah sejak minggu lalu pula, saya diminta jadi "stimulant translator." waktu saya bilang kenapa saya yang disuruh, dua orang bilang karena si Bos Besar tidak mau bayar orang lagi untuk jadi "simultaneous translator" karena mahal. membayar translator seperti itu per jam nya bisa sampai Rp 300.000. sementara saya??? FREE, jelaslah.

saya tidak mempermasalahkan tentang bayaran itu. yang buat saya jadi sebal adalah karena jika menjadi "stimulant translator" saya harus siap-siap pulang malam, padahal tadi saya bilang kan, saya tidak mau berlama-lama berada di kantor. besok, adalah ketiga kalinya dalam dua minggu ini saya diminta lagi untuk melakukan ini, dan karena besok diskusi groupnya sampai malam, yah sudahlah saya mesti bersiap diri pulang jam 8 malam dari sini.

keluhan-keluhan saya di atas terdengar seperti orang tidak bersyukur ya? payah! sepertinya saya ini orang yang lemah dan tidak tough dalam menghadapi masalah. saya sendiri pun heran. saya tahu siapa diri saya dan saya katakan tidak biasanya saya seperti ini. saya bukan orang yang terlalu mudah menyesuaikan diri, tapi tidak pernah sebegini sulitnya juga. saya biasanya (berusaha) tidak mengeluh jika memang tidak betul-betul terasa parah untuk dikeluhkan. saya biasanya tidak gampang merasa ingin menyerah. ini cobaan kah? supaya saya bisa menjadi lebih kuat? bahwa supaya saya sadar bahwa dunia di luar tidak sebaik dan sesederhana yang saya harapkan?

saya juga tidak ingin begini. sungguh! perasaan seperti ini betul-betul tidak mengenakan, tidak nyaman, memalukan dan membuat saya depresi perlahan-lahan. tapi sungguh-sungguh pula saya sudah tidak tahan. dirundung perasaan sedih, malas, jenuh, sesak setiap hari.

saya ingin berlari ke padang luas dan berteriak-teriak sendiri. di Jakarta, mana ada padang luas begitu?! saya menahan sesak sendiri, merasai sedih sendiri tapi tidak bisa menangis. mungkin sebenarnya saya punya masalah lain yang saya tidak bisa kira-kira apa, entahlah. saya hanya benci seperti ini.

saya sempat berpikir apa sebaiknya memang saya berhenti saja dulu. menenangkan perasaan saya, merasa nyaman lagi dulu sambil mencari kerja baru. saya yang akhir-akhir ini lebih bersikap malas-malasan malah jadi tidak fokus dengan pekerjaan saya di kantor. selalu hanya ingin cepat pulang, ingin selalu cepat-cepat weekend datang.

saya, yang sedang merasa entah apa namanya ini, hanya ingin cerita sendiri. jangan protes tentang tulisan ini!

2 comments:

  1. Meida.. I feel u dear.. Do what ur heart says u to do.. I always think u ware born to be a writer, so why dont u try once?

    ReplyDelete
  2. too much obstacles, zta...
    life is not as easy as one might imagine.

    bencinya, saat tahu bahwa kita (mungkin) mampu dan berusaha tapi masih saja ada orang-orang atau apapun namanya yang menghalang-halangi.

    ReplyDelete