Kenangan masih saja tinggal, membayang seperti senja yang selalu mampir sebelum mengucapkan selamat malam. Menyampaikan salam seolah berkata, "hei, besok kita masih bertemu lagi."
Namun diantara perjalanan setelahnya, dalam derai hujan atau angin yang gelisah atau juga tawa-tawa yang berkejaran dalam rumpun bunga, kadang ada yang memudar.
Kita sering saja kehilangan banyak cerita bahkan ketika hari belum genap. Terlupa. Tergesa. Seperti deru laju kereta yang kau dengar dalam rel, membawa bunyi perjalanan panjang, yang kadang tak mampu kau tebak, adakah ia semakin dekat atau menjauh, tiba-tiba saja kau sudah lupa, ia pernah melintas meski hanya pada bayangmu.
Tapi engkaulah engkau, yang tersayang. Ada ruang dalam hati kami, yang begitu sesak dengan doa dan cinta, untukmu di sana. Yang selalu ada. Meski sudah 100 hari terlewati.
*Memperingati 100 hari kepergian Asep Sambodja.
Jakarta, 18 Maret 2011
No comments:
Post a Comment