Monday, March 7, 2011

Berumah Di Atas Angin

: R

masih saja tak kupahami setelah percakapan senja kita
sampai kapan kau membiarkan tubuhmu debu
rela saja terbang kemana-mana, tanpa arah tak bertujuan.


pernahkah lelah singgah pada bahumu yang semacam bidang, menampung apa saja, dan kau bilang petualangan hidup, inilah. nikmati maka. sementara kadang gila pikirku kau melayang-layang seperti tak bersarang. tak pernahkah bahkan gelitik ilalang yang bergoyang-goyang itu menggodamu hingga jatuh, ingat pulang ke tanah?


"sarangku angin, pulang kesana. rumahku selama masih mampu ku terbang, berpetualang." mengutip tiran itu bahkan kau katakan "hanya kuburan yang dapat meluruskan si bongkok."


ah, buat apa aku menunggu. bahkan perempuanmu pun tak bisa . membelah tangannya melepaskan rantai yang sedang sibuk kau urai. mencari takdirnya sendiri.



Jakarta, 7 Maret 2011

No comments:

Post a Comment