ingatan akanmu datang dalam suatu senja yang sembab air mata. kenapa rasa itu selalu begini rasanya. ada yang perlahan -entah apa- menjauh tanpa permisi. dan aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa karena tak pernah ada semacam perjanjian, ucapan, atau apalah kau sebutnya, yang membuat aku mungkin bisa mengamuk kepadamu. lalu merasa sah saja amarah datang sebab rasa abai yang terus engkau kirimkan.
No comments:
Post a Comment