Pagi ini ketika membuka blog, saya temukan sebuah komentar dari Mbak Enno di sebuah tulisan saya. Ia menulis, "ada award sama pe-er di blogku yaaa.... hehehe." Jadi saya langsung buka tulisan terbaru di blognya Mbak Enno karena penasaran sama pe-er-nya. Dan... wadoooh, masa katanya cuma karena pengen ngerjain aja, makanya saya dikasih operan award. Paraaah... hehe!
Pe-er-nya: Membeberkan Sepuluh Aib Tentang Diri Sendiri!
Oke dech, Mbak Enno, siapa takut. Syaratnya cuma dilarang jaim kan?! Siap!!!
Ehem, ehem...
Satu, saya masih suka ngompol sampai kuliah semester tiga (kayanya). Ngompolnya bener-bener gak sadar. Kasur dan selimut udah basah kuyup biasanya saya baru kebangun. Dulu, waktu SMP rasanya bisa seminggu tiga kali saya ngompol di kasur. Nenek saya yang paling sering ngamuk, soalnya dulu saya selalu tidur sekamar dengannya. Pernah pembantu di rumah nenek datang membawakan capung. Ia bilang suruh ditaruh di pusar supaya saya gak ngompol terus. Hasilnya? GAK NGARUH! Hahaha...
Dua, dulu saya senang ngegigitin kuku kaki pakai mulut instead of gunting kuku. Gak tau ya, rasanya lebih nikmat gimana gitu dibandingin kalau dipotong pakai gunting kuku. Anehnya, kalau potong kuku tangan saya malah merasa wajib pakai gunting kuku.
Tiga, saya suka mengembalikan pakaian saudara kembar saya ke dalam lemari tanpa dicuci setelah saya pakai seharian. (Buat yang temennya Meina juga, awas ya kalau laporan ke orangnya setelah baca tulisan saya ini, hehehe!). Hal ini didasari oleh karena saudara kembar saya itu suka pelit kalau mau dipinjam pakaiannya. Alhasil, kalau dia sedang gak di rumah, keluar kota, atau gak muncul batang hidungnya minimal dua hari saja, saya senang mencuri pakai pakaiannya. Nah, karena kalau harus dicuci dulu takutnya kelamaan, takut gak kering, takut ini itu, maka setelah selesai dipakai biasanya cuma saya lipat atau saya setrika lagi, kemudian kembalikan deh ke tumpukan pakaiannya.
Empat, kalau sedang pilek saya suka ngelap ingus di handuk anggota keluarga lain di rumah (pastinya bukan di handuk saya sendiri). Hehehe... Jorok ya?!
Lima, saya pernah ditimpuk es batu oleh seorang junior di SMP dulu. Ujung-ujungnya malah jadi saya yang dipanggil ke ruang BP sama wali kelas. Karena setelah ditimpuk saya membawa sepasukan teman-teman perempuan untuk melabrak junior itu. Saya lupa namanya perempuan itu, cuma ingat rambutnya kriwil-kriwil.
Enam, saat kelas 1 SMP, kertas ulangan saya pernah dirobek oleh guru kimia di depan kelas karena dikira mencontek. Ini gara-gara teman saya yang nitip kertas contekan di dalam tempat pensil saya. Linia, menyelipkan sepucuk kertas yang berisi penuh rumus kimia ke dalam tempat pensil saya, tepat di saat guru kimia itu masuk ke dalam kelas. Ternyata si ibu guru yang mukanya cantik tapi jutek itu sempat melihatnya, karena meja saya paling depan. Jadi saat waktu ujian sudah habis, ketika dia meminta anak-anak lain mengumpulkan kertas ujian, seraya dia maju ke meja saya lalu merobek kertas ujian saya dan bilang, "kamu gak usah ikut ujian, dari tadi tempat pensil kamu terbuka, saya tahu ada contekan di dalamnya. Jangan kira saya gak lihat tadi waktu masuk." Gara-gara itu saya perang dingin selama satu minggu dengan Linia. Sumpah deh, selama ujian saya gak ngintip barang sekali pun ke kertas yang disumpelin ke dalam tempat pensil itu. Huh!
Tujuh, saya pernah disuruh keluar dari kelas oleh guru matematika saya, Pak Yoseph, saat di kelas 2 SMA, cuma karena saya gak tau hasil dari cosinus 90. Sejak itu sampai kelas 3 SMA (Pak Yoseph masih mengajar di kelas saya) setiap pelajaran matematika saya pasti orang pertama yang disuruh maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. FYI, saya suka matematika, nilai matematika saya di rapport selama SMA tidak pernah lebih kecil dari angka 7, tapi kalau trigonometri saya nyerah ampun-ampunan deh!
Delapan, saat kelas 2 SMP saya pernah jatuh terjerembab, kata lainnya biar lebih mantep, NYUNGSEP, di lapangan sekolah yang sedang menjelma kubangan. Saat itu hujan deras banget, nget, nget dan tepat pada jam istirahat, teman saya, Puji, dengan maksud cuma bercanda katanya, mendorong punggung saya. Karena tepi lapangan licin akibat guyuran hujan, langsung saja saya nyusrug di lapangan yang air nya setinggi mata kaki. Gak luka, sakit dikit, tapi malu setengah mati sepenuh jiwa raga *lebay* diketawain murid-murid sialan yang lagi pada istirahat.
Sembilan, mungkin ketika itu saya masih SD. Saya memanjat pagar rumah seorang tetangga untuk mencuri belimbing segede-gede mangga yang menggiurkan. Waktu itu pulang sekolah, matahari terik dan saya ngiler melihat belimbing di rumah tetangga. Belimbing yang warna kuningnya serasa oase di gurun pasir yang menyejukkan dahaga. *halah* Setelah memetik tiga buah belimbing pemilik rumah itu berteriak dan saya langsung ngibrit ketakutan bersama seorang teman dan saudara kembar saya. Bodohnya adalah kami malah ngumpet di depan rumah Pak Haji yang sering jadi imam di masjid. Pemilik rumah berpohon belimbing itu berhasil menemukan kami sedang ngaso di depan rumah Pak Haji. Tiga bocah ini akhirnya habis diceramahin si pemilik pohon belimbing dan Pak Haji yang galaknya minta ampun.
Sepuluh, saya kepergok teman sekelas sedang mencopot kertas daftar nama anak kelas 3 SMA yang akan mengikuti ujian akhir. Daftar nama itu ditempel di pintu kelas. Selain nama dan nomor peserta ujian, daftar nama tersebut dilengkapi foto peserta. Saya sengaja menunggu kelas sepi waktu itu, cuma karena gebetan saya --Jali, anak basket yang gantengnya naujubilahminjalik-- fotonya terpasang di sana, dan saya niat banget mau mengambil foto itu karena bujukan setan dari teman saya, Gita. Saya cuma secret admire-nya selama dua tahun, kata Gita kalau bisa punya fotonya (meskipun cuma di kertas fotokopian yang warnanya hitam putih), keren banget deh! Esoknya, teman yang memergoki saya itu, seharian penuh ga berhenti-henti nanyain foto siapa yang saya incar. Haha....
Fiiuh, akhirnya selesai juga. Puaaass, Mbak Enno, ngerjain aku? Hehehe... Well, I'm done with my homework. Selamat menikmati... Semoga yang baca gak ilfeel sama aku yaa... :D
Thank you, Mbak Enno, untuk award-nya! :* |
woooo iya, aib ya...wah, terlanjur. gpp, deh. Enno maklum kayanya. saya agak lemot :P.
ReplyDeletesalam kenal juga ya ^^
Hehe, iya, gpp. Aku jadi tau deh Rona gimana. :P
ReplyDeletewkwkwkwkwkwk
ReplyDeleteastaga parah juga si meida ini :))
tukang ngompol, tukang nyolong belimbing, (disangka) tukang nyontek, preman pula... hihihi...
top markotop deh! thx yaaa, jd tau deh aib kamyu :))
eh btw buat rona, its ok laaah, kan di daftarmu byk aibnya jg kan? hihihi...
cheers gals :D
hahaha... Iya, kalau parah sekalian pol-polan, Mbak Enno :))
ReplyDelete