ketika awan mendung, aku akan berlari keluar, bertelanjang kaki dan menari bersama rinai hujan. Dalam basah akan kutemukan inspirasi, maka pada kata-kata ini kukristalkan dingin kisahnya
Wednesday, April 28, 2010
Kau, Kini dan Nanti
Entah di mana ujung jalan ini berakhir
Kau bagai bintang panggung, di mana semua sorot lampu dan mata tertuju padamu.
Namun, mengapa rasa sepi itu lebih kuat menyerang
Mendatangkan takut hingga kau demam akan masa depan
Akan seperti apa 10 tahun mendatang?
Akankah kau masih berdiri di sini
Memandang angkasa yang sama
Yang ada di sini sekarang hanya sepi dan rasa takut.
Pada jalan yang kau tapaki
Akankah membawa dari pada mimpi
Pada apa yang kau damba dan yang diharapi
Sia-sia kah setiap peluh pada tenaga di mana kau terus berjalan untuk berjuang
Setiap tetes air mata pada luka dan sakit hati
Membawa kah mereka
Pada dirimu yang bukan apa-apa
Pada apa yang kau ingini
Sekarang yang tanpa kekasih
Ramai teman pada kehampaan
Cinta yang maya
Lalu di mana kah tangan yag mampu menggapai cita
Pada suatu hari di mana kau merasa kalah pada kecewa dan putus asa
Di mana kau cari harapan
Mengais-ngais pada jejak yang kau tinggal di belakang
Berharap kau dapatkan hidupmu yang sempurna di masa lalu
Yang mana tawa itu sekarang telah hilang
Senyum itu sudah mengering pudar
Kau sendiri Tanpa teman, tanpa kasih, tanpa keluarga, tanpa harapan
Takdir itu tanpa sadar telah kau lukis sendiri perlahan-lahan
Sekarang sepatutnya kau bersyukur atas karunia-Nya
Disaat kau nanti sendiri
Hanya Ia yang ada.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment