Ketika kita tinggal memori,
tak perlu ada lagi penantian tak berbatas waktu yang kau tunggu meski kau bisa, selain ajal. Pintu kututup rapat sudah. Mengintip pun angin tak kuasa. Pengap memang. Tapi hati yang lama terpenjara bernafas lega, akhirnya tak risau dikerubung gema pertanyaan yang tak pernah berujung pada jawab. Lagu mana yang harus diputar, mengantarkan engkau pulang. Aku tak pernah diajarkan, mungkin seharusnya menjadi kebiasaan masa depan, menyiapkan kata perpisahan atau surat untuk dikirimkan. Tak kubuat juga puisi mengiris hati. Sudah cukup semua. Bahkan kita tak perlu kata pengantar. Tamat.
Bekasi, 19 Februari 2011
No comments:
Post a Comment