Thursday, February 24, 2011

Jakarta Love Riot

Dua minggu yang lalu saya lihat tweet-nya Mbak Reda Gaudiamo akan interview di acara Apa Kabar Indonesia-nya TV One mengenai pertunjukan Jakarta Love Riot. Langsung saja saya hubungi Shanti di Twitter, ngajakin dia nonton, ternyata di saat yang bersamaan dia nge-tweet saya ngajakin nonton juga. Flip Flop! Pagi itu juga sambil lihat interviewnya Mba Reda saya langsung buka websitenya Raja Karcis untuk pesan tiket kelas 1. Done! Tinggal tunggu e-mail balasan konfirmasi saja paling lambat 48 jam. Pertunjukan drama comedy musical Jakarta Love Riot akan berlangsung dari tanggal 23-27 Februari 2011 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Saya dan Shanti cuma bisa nonton tanggal 23 itu saja (Shanti aja sih sebenernya karena tanggal 24 dan sampai akhir minggu dia gak akan ada di Jakarta).

Hari senin dalam perjalanan ke kantor ada e-mail masuk. Dari Raja Karcis. Bunyinya. "Maaf, untuk tgl.23 kami tidak jual." Baguuuuuusss. Saya langsung menghubungi Shanti. Raja Karcis dari pagi ditelepon tapi tidak ada jawaban. Curiganya saya tanggal 23 itu hanya untuk undangan dan Pers. Sampai di kantor saya langsung browsing untuk tiket box pertunjukan tersebut, akhirnya saya menghubungi EKI Dance. Info yang saya dapat untuk tanggal 23 tetap bisa dijual untuk umum namun hanya tersisa 6 kursi di balkon bagian pinggir, tanggal 24 tersisa di dua baris paling depan (means harus siap-siap pegel kepala karena nengak semalaman), tanggal 25 tersisa tiga bangku yang posisinya acak. Tapi sekali lagi Shanti cuma bisa tanggal 23 saja. Gak sampai setengah jam kemudian setelah sepakat dengan Shanti tetap nonton tanggal 23 meski harus rela lihat dari balkon bagian pinggir, saya menelepon kembali EKI Dance, memesan tiket untuk tanggal 23 yang tersisa secuil itu. Orang di seberang telepon itu berbicara.

"Tiketnya sudah habis, Mbak."
"Hah? Perasaan belum ada setengah jam saya telepon kemari. Tadi katanya masih ada 6 kursi di balkon?"
"Iya, tapi sekarang sudah habis."
"Cepet bener?"
"Memang"
"Gak bisa diusahakan supaya saya dapat tiket, Mas? Saya cuma berdua kok. Kalau bisa yang dempetan gitu, Mas, duduknya." *suara memelas tapi maksa*
"Hmm, sebenernya ada sih yang tadi belum confirm juga. Tapi di balkon, dempetan, cuma langsung menghadap panggung. Gini deh Mbak, tinggalin aja nomor handphone sama e-mailnya. Nanti saya tanya lagi dulu sama orangnya, kalau gak jadi saya kasih untuk Mbak.
"Tapi bisa dikabarin cepat?"
"Iya, abis ini langsung saya telepon orangnya."

Gak sampai 20 menit dari pembicaraan itu saya mendapat e-mail dari Mas Ratno, bagian ticketingnya EKI Dance itu. "Mbak, udah oke ya tgl.23 Feb di BB20, 22 seatnya." Wohooo, thanks, God! Singkat cerita, urusan transfer dan tiket sudah beres. Tinggal tunggu hari H-nya saja.


Kemarin saya dan Shanti janjian dulu di Obonk, seberang GKJ sebelum pertunjukan. Mau isi perut dulu. Di Obonk ramai orang yang dari penampilannya saya tau pasti mau nonton Jakarta Love Riot juga. Jam tujuh lewat sepuluh saya dan Shanti keluar dari Obonk dan langsung nyebrang ke GKJ. Suasana malam kemarin ramai sekali. Karena ini pertunjukan hari pertama, banyak artis dan undangan dari pers juga. Saya kasihkan ke Shanti voucher tiket yang dikirimkan lewat email untuk ditukar tiket asli. Shanti menyerahkan dua lembar tiket ke saya.

"Eh, kok tiket kita VIP ya tulisannya?"
"Eh? Iya ya. Eh, gimana sih ini?"
"Kita emang harusnya dimana?"
"Iiiih, kan gw bilang di balkoooon."
"Lha, mana gw tau."
*dua-duanya punya otak yang sepikiran, sambil senyum-senyum, lirik-lirikan*
"Udah, kita masuk aja yuk!"
"Eh? Ntar kalo kita diusir gimana neng?"
"Iih, udah gpp. Bilang aja kita ga tau. 
"Iya, ya, bilang aja kita cuma dibeliin tiketnya sama temen. Mana kita tau duduk dimana. Lagian siapa suruh ya kasih tiket yang salah (sambil cekikikan)."
"Udah, ayooo, kita masuk aja."
*berdua-duaan langsung gandengan sambil melipir menuju pintu masuk sambil cengar-cengir.*


Di pintu masuk saat kami menyerahkan tiket langsung ada panitia yang menyambut terus mengantarkan ke tempat duduk VIP kami itu (hahaha, berasa kelas atas dech). Persis duduk di sebelah kursi kami seorang lelaki berpenampilan cool abiiiiisss. Kata Shanti mirip Marty Natalegawa versi lebih muda, hihihi.... Saat kami mau duduk dia berdiri dulu mengizinkan lewat. Kami masih saja ribut gak penting mengenai tiket VIP tadi. Pasti lelaki mirip Marty itu udah eneg ngeliat tingkah kami berdua yang ribut cekikikan, foto-foto, ngomong muluuuu.... Kira-kira 10 menit kami duduk di sana tiba-tiba ada dua orang panitia yang menghampiri kami. Shanti yang langsung berdiri, pasang aksi bego dan muka datar. Saya lagi bbm-an sama orang kantor ngurusin masalah kunci tempat simpan petty cash yang gak tau ada dimana. Tapi saya tau itu panitia pasti ngomongin masalah tempat duduk yang tertukar.

Singkat kata, saya dan Shanti langsung dipindahkan ke kasta sudra yang meskipun posisi duduknya di atas. Gagal deh kami nonton dari kursi VIP. Hahahaha... (terkesan ngarep banget ya?!). Tapi tempat duduk asli kami di balkon pun tidak mengecewakan, karena paaaasss banget menghadap panggung. Pertunjukannya sukses abis deh. Keren! Canggih! TOP! Maknyuuuss....Yang paling saya suka dari pertunjukan tadi malam adalah actingnya Sarah Sechan. Gila! Total! Sukses mengocok perut. Dan penampilan Takako Leen, sumpah keren banget narinya. *mendadak kepengen jadi penari.*


Well, meski sampai rumah tengah malam dan hari ini masih harus kerja tapi benar-benar puas sama pertunjukan semalam. Meski cuma duduk di bangku VIP 10 menit, tapi lumayanlah, hahaha. Buat Shanti yang pagi ini Twitternya masih meratapi kegagalan kenalan dan duduk di sebelah Mr. Marty imitasi itu, ikhlaskan lah ya neng! Besok kita cari yang lain lagi. Wakakakak... :D

Ini foto tiket VIP-nya lho... :D


No comments:

Post a Comment