Thursday, April 12, 2012

[Beijing Trip] : Last But Not Least

Selama enam hari perjalanan di Beijing ada banyak hal yang saya amati dan menjadi pengalaman menarik. Awal perjalanan yang dimulai dengan hujan deras sekali ketika bus kami akan berangkat dari kantor ke bandara pada sore hari, kemudian flight yang delay 45 menit (alhasil baru take off jam 23:50), dan banyak hal lainnya, membuat perjalanan ke Beijing kali begitu penuh warna. 


The Food

Dalam tur kali ini, boss saya si Jarjit itu sudah request untuk disediakan makanan halal. Gak heran sih, secara makanan di Cina banyak mengandung babinya. Meski dia bukan muslim, tapi dia gak makan babi. Makanan selama tur ini kebanyakan menyajikan Chinese food, tapi jangan ngebayangin rasanya seperti Chinese food yang dijual di Indonesia. Di negaranya sendiri justru gak enak-enak banget menurut saya. Kurang bumbu dan baunya aneh. 30 sachet saus sambel yang saya bawa dari Jakarta jadi penyelamat banget deh.

Kami mampir sekali ke restoran Thailand dan India. Kayanya cuma pas makan di restoran Thailand saya bisa makan dengan lahap. Makanan asli Cina yang enak cuma waktu makan di restoran special Peking Duck dan makan malam terakhir di Fang Shan Fan Zhuang Restaurant.

Peking Duck

Oiya, selama di Beijing saya niat banget nyari manisan khas Cina yang warnanya merah bulet-bulet itu, yang suka muncul di pilem-pilem si Boboho, hehe.. Tapi karena hotel tempat kami menginap Shangri La - Trader Hotel berada di pusat bisnis, agak susah nemuin itu jajanan kalau malam-malam. Tapi waktu di Yuyuantan Plum Blossom Park, persis di depan pintu masuknya ada pedagang manisan itu, cuma 2 yuan, jadi langsung aja saya beli. Rasanya? Gak seenak penampilannya ternyata. Aseeeem... :D



The Places

Selama enam hari di Beijing banyak banget tempat menarik yang kami kunjungi. Yang paling dinanti tentu saja The Great Wall of China, one of the seven wonder. Bangunan yang panjangnya 8.851,8 KM merupakan bangunan terpanjang yang dibuat oleh manusia. Bagian awal Tembok Cina bermula di tepi laut dan berakhir di gurun, perbatasan dengan Pakistan. Manjat sampai dua benteng aja, ngos-ngosannya setengah mati.  Gak ngebayangin gimana dulu ngebangunannya tuh -___-. But it's a beautiful place. Thanks God, I've been there.



Selain Tembok Cina, pergi ke kota tua Beijing, Hutong dan berkeliling naik Rickshaw juga seru banget. Rickshaw itu semacam becak, tapi tukangnya ada di depan. Mereka semua ngebut-ngebutan bawa penumpangnya melewati lorong-lorong kecil, jadi naik Rickshaw rasanya kaya naik Jetcoaster, karena teriak-teriakan takut nabrak. Hehehe! :D



Berkunjung ke Tiananmen Square, Forbidden City dan Summer Palace juga seru banget. Tiananmen Square dan Forbidden City luas totalnya mencapai 75 hektar. Kata Shao, local guide kami di sana kalau jalan dengan kecepatan normal dari depan ke belakang bisa menghabiskan waktu 3 jam, sementara kalau mengunjungi semua bagian di Forbidden City bisa menghabiskan waktu seminggu. Wuiiih! Yang special satu lagi adalah waktu berkunjung ke Summer Palace. Karena Beijing sedang memasuki awal musim semi, pohon-pohon di sana mulai berbunga, meski belum banyak. Di Summer Palace ada satu pohon Sakura, persis terletak di ujung jembatan di seberang danau sedang mekar-mekarnya. Perfect! Satu pohon pink semua warnanya.


Selain seneng banget bisa lihat bunga sakura (saya berhasil metik satu kuntum dan langsung ngumpetin di dalam dompet, hehe...), kunjungan ke Yuyuantan Plum Blossom Park juga keren lho. Karena kebetulan musim semi, taman bunga tersebut sedang dibuka untuk umum. Isinya pohon plum yang sedang berbunga. Warna bunganya juga pink, tapi lebih kecil bentuknya dari bunga Sakura. Kata Ci Dewi, ini juga salah satu dari empat bunga nasional di Cina. Biasanya pohon-pohon plumnya cuma berbunga selama satu minggu. Pas kami ke sana sebagian besar pohon sudah berbunga, meski belum semuanya  mekar dengan sempurna.

Yuyuantan Plum Blossom Park
Kunjungan ke Beijing Zoo untuk lihat Panda juga menarik. Cuma ternyata Panda nya gak sebesar yang saya kira. Cuma ada empat Panda di dalam kandang dan semuanya loyoooo... tidur-tiduran doang. Selain tempat-tempat yang saya sebutkan di atas, kami juga berkunjung ke Bird Nest, tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 2008, sayangnya gak ke Water Cube. Kemudian ke Pedestrian Street dan pabrik pembuatan sutra asli milik pemerintah Cina.




The Attraction

Berdasarkan jadwal, seharusnya kami hanya menonton satu atraksi yang terkenal di Beijing. Pilihan di itinerary jatuh pada pertunjukan akrobat. Pertunjukannya keren abis. Sumpah deh! Ada semacam "Tong Setan" tapi ini tertutup dan diisi sampai empat orang yang naik motor besar.

Namun, keesokan harinya tiba-tiba ada pengumuman dari tour leader kami bahwa malam hari kami akan nonton satu pertunjukan tambahan yaitu pertunjukan Shaolin di Red Theater. Pertunjukan ini sangat popular di Beijing. Semua pemainnya adalah betul-betul anggota perguruan silat Shaolin yang terkenal itu. Pertunjukannya selalu penuh dengan penonton. Bukan hanya turis, tapi orang lokalnya sendiri senang datang untuk menyaksikan pertunjukan ini.




The People, Atmoshpere and Urban Life


Everything was fine in Beijing. Keadaan kotanya bersih banget, gak ada sampah di jalanan. Saya bahkan menemukan tukang sampah di sana memakai sepeda dan membawa semacam tongkat penjepit panjang. Mereka berkeliling, dan tiap kali menemukan sampah, akan langsung dipungut dengan tongkat itu dan dimasukan ke dalam karung yang mereka bawa.

Udara di Beijing juga segar dan bersih. Kata Shao, tidak ada pabrik di kota Beijing. Sepeda motor juga dilarang di Cina oleh pemerintah. Jadi hanya ada mobil dan sepeda. Kendaraan umumnya juga hanya bus, kereta, taxi atau subway, yang pasti knalpotnya gak kaya knalpot di Jakarta, yang ngebul itu.

Saya gak menemukan (atau mungkin karena saya tidak terlalu memperhatikan kali ya), orang-orang yang meludah sembarangan di pinggir jalan.Oiya, soal cerita anak-anak kecil di Cina yang suka pakai celana bolong di bagian selangkangannya, kaya di buku Naked Traveller-nya Trinity, saya nemuin sekali, di depan pabrik teh. Dan pas banget saya lihat, gak lama bocah itu langsung jongkok begitu aja di trotoar, dan pipis. Selesai pipis bapaknya tuh anak cuma tepok-tepok pantatnya doang, dan langsung jalan lagi dong. Ya ampun deh!

Kata Shao, anak kecil di Cina memang masih pakai celana bolong sampai usia tiga atau empat tahun. Katanya karena beli popok mahal dan dengan pakai celana bolong begitu, anak-anak kecil di sana sudah pintar mengontrol keinginan mereka untuk buang air. Tapi kan tetep aja agak jijay ya ngeliatnya, tuh bocah maen nongkrong dimana aja kalau mau buang air. Iya kalau cuma pipis, kalau poep, gimana coba? iiiiihh...


2 comments:

  1. hi mbak.. bisa minta email nya ga? pengen nanya2 soal beijing. Saya mau trip ke beijing juga tahun depan. Thx ya..

    ReplyDelete
  2. Mbak.. alamat email saya phillobear@yahoo.com. Mungkin bisa di reply ke email saya langsung. thx

    ReplyDelete