Wednesday, April 11, 2012

[Beijing Trip] : Battlefield At Stores

Jalan-jalan tanpa belanja itu rasanya ibarat sayur kurang garam. Haha, alesannya bisa aja ya. Kegiatan belanja memang waktu yang paling ditunggu-tunggu. Selain terkenal barang-barangnya murah banget (asal jago nawar), belanja di Cina itu adalah tantangan! Dalam schedule kami acara belanja ditaruh paling akhir, whole day! Tour leader kami, Ci Dewi itu sangat mengerti sekali keinginan wanita kayanya. Dia sendiri gila belanja soalnya. Baru nemu nih tour leader yang belanjaannya malah lebih banyak daripada peserta tur nya sendiri. 

Hari terakhir di Beijing kami di bawa kedua pusat perbelanjaan. Yang pertama saya lupa apa nama tempatnya, yang kedua ialah Xiu Shui Market! It's a real battlefield. Sejak sebelum berangkat ke Beijing saya sudah sangat mempersiapkan diri untuk urusan yang satu ini. Saya browsing di internet tentang bagaimana caranya tawar menawar di sana, mempelajari trik-triknya, dan membaca blog-blog orang tentang cerita-cerita mereka belanja di Beijing. Niat banget booow.... But it helps me so much!

Dari blog yang saya baca, dari ceritanya Ci Dewi, dan dari ceritanya local guide kami di sana, Shao, mereka semua bilang tawar sampai 90% dari harga yang mereka kasih. Jadi kalau pedagangnya buka harga 1000 yuan, tawar 100 yuan. Pedagang di sana emang sinting semuanya, kalau ngasih harga bisa selangit, kalau gak pintar nawar bisa rugi. Belanja di Beijing memang betul-betul butuh nyali besar. Pedagang di sana terkenal jutek dan tukang marah-marah sama pembeli. It's a mental game, girls!

So, begitu semua sampai di parkiran pusat perbelanjaan, semua orang seperti kesurupan, kalap, langsung pada ngibrit ke dalam toko, apalagi yang cewek-cewek. Saya langsung berpencar berdua dengan Maria, sementara Mbak Riana kabur dengan Linda, assistant tour leader, sementara Ci Dewi harus pergi untuk survey tempat dengan pimpinan tur lokal di sana, karena bulan Mei nanti dia akan bawa tur besar, 350 orang ke Beijing lagi.

Maka, dengan berbekal uang yuan di kantong dan semangat yang tinggi untuk dapetin harga murah, saya bergegas menerobos kerumunan orang di antara toko-toko yang berjejer. Setelah bolak-balik belanja berbagai macam barang di sana, dengan urat leher yang hampir putus karena teriak-teriak dan suara serak, kurang lebih begini lah pattern-nya untuk belanja di sana:

  • Para pedagang di sana memang rata-rata berbahasa Mandarin, tapi banyak juga yang bisa berbahasa Inggris dan Indonesia. Saya menemukan dua pedagang yang fasih berbahasa Indonesia. Jadi tidak perlu takut belanja cuma karena kendala bahasa. Kalkulator dan bahasa tarzan adalah bahasa sah yang dapat digunakan jika kita belanja di negeri yang tidak banyak bisa berbicara dalam bahasa Inggris.
  • Pedagang di sana tidak akan dengan mudah membiarkan pembelinya pergi begitu saja, apalagi jika kalimat "How much?" sudah diucapkan. Acara tarik-tarikan tangan pasti terjadi kalau kalian cuma iseng tanya harga, kemudia malas nawar.
  • Pastikan dulu barang yang kalian ingin tawar adalah memang barang yang kalian inginkan, pastikan muat dan sudah cocok, baru mulai tanya harga berapa.
  • Waktu saya belanja Cheongsam pedagang buka harga 520 yuan (setara 759.000 rupiah). Hah, sinting kali! Saya langsung tawar 35 yuan. 
  • And the war is begin! Si mbak-mbak Cina yang jutek itu langsung bilang, "Are you okay, Lady?" (diucapkan dengan muka nyolot, nada datar). Saya menjawab dengan mata tajam, bibir senyum *halah* "I am okay. Are you?"
  • Kemudiaaan... itu perempuan mulai mulai dengan nada tinggi dan berkata "Hey, you're crazy woman!" Saya gak mau kalah sewot, nada tinggi pun dipasang, sambil saya bilang "You are crazy! You give me ridiculous price, you know!" Meski nada sewot kelas tinggi, muka harus tetap tenang. Ingat, ini permainan mental.
  •  Si mbak-mbak Cina itu mulai menarik tangan saya, sambil berkata, "Okay, okay, serious, how much?" STICK WITH YOUR PRICE! 35 yuan, sambil unjukin angkanya di kalkulator biar jelas.
  • Mbak-mbak itu akan mulai ngedumel pakai bahasa Cina dan pasang muka super duper jutek. Ingat sekali lagi, ini permainan mental. Kuatkan hatimu, Nak! Tetap pasang senyum. Dia kemudian bilang, "No, 180 yuan for you."
  • Tahaaan...! "No, 35 yuan. That's my last deal" sambil jalan keluar toko.
  • Si mbak-mbak Cina itu mulai memanggil lagi, "Hey, hey lady, okay, okay! Come here. This is serious. 80 yuan for you." (Nih mbak okay okay, tapi tetap naikin harga dari tawaran awal kita).
  • Katakan dengan tegas, "No, 35 yuan! Yes or no? You're okay, I'am okay. You no, I No." sambil jalan keluar toko lagi.
  • Makaaaa... dia akan menahan tangan kita sambil bilang "Okay, okay, 35 yuan for you. My boss is gonna kill me." Kemudian mendengus kencang.
  • Dan, bungkuuuuss...! I'm the winner. :D
Pesan saya, karena pedagang di sana pasang harga gila-gilaan, kita juga harus nawar gila-gilaan. Kalau mereka mulai ngoceh pakai bahasa Mandarin, cuekin aja, toh kalau dimaki-maki kita juga gak ngerti, hehehe...

Pedagang di Beijing memang banyak jenisnya, walau rata-rata bertampang jutek dan suka ngomel-ngomelin pembeli tapi selama di sana saya ketemu dua pedagang yang baik hati, meski tetap pasang harga sinting. Tapi ketika ditawar mereka tetap melayani dengan ramah.

Pedagang laki-laki biasanya lebih nice saat menghadapi pembeli perempuan. Apalagi kalau kita bermodal senyum lebar. Saya dapat harga super murah ketika beli backpack untuk suami. Caranya kurang lebih sama, pastikan barang yang mau dibeli baru tanya harga;

  • Saya: This bag, (tunjukin tas yang kita mau ke pedagangnya) how much?
  • Pedagang: For you lady, I give you this *nunjukin harga di kalkulator* 860 yuan 
  • Saya: No way! *sambil ngakak*
  • Pedagang: Okay, okay. Don't go, I'll give you a good price. 420 yuan, okay?
  • Saya: No, it's too expensive. 40 yuan. (senyum tetap terkembang)
  • Pedagang: Come on, it's impossible. Hear, it's special for you, 100 yuan.
  • Saya: No! 45 yuan. That's my last deal. Okay? (muka melas, bibir tetap senyum)
  • Pedagang: Oh, no, lady! I can't give that price. 100 yuan is cheap.
  • Saya: No, let me tell you something. This is my last day in Beijing, I don't have more money. Give me a good price. 45 yuan, okay? I'll take three if you give me that price.
  • Pedagang: Okay, you want to take three, I give you 80.
  • Saya: *kekeuh* No, 45. Come on, I bought a lot of things here (ngomong sambil nunjukin kantong plastik belanjaan yang udah segunung), I don't have more money.
  • Pedagang: 50, okay? (mukanya ikutan melas, hahaha)
  • Saya: 45 yuan, come on. I'll take three!
  • Pedagang: *diemsambilmikir* Okay, okay, 45 yuan. It's very special for you.
  • Saya: *nyengirsegedebagong*
  • Pedagang: You must buy this bags for your boyfriend, huh? My boss is gonna kill me. (kalimat andalan para pedagang di sana)
  • Saya: Hahaha, your boss wouldn't kill you, I give you money. My husband is going to kill me because spend a lot of money here, u know.


I am the winner again!!! Uang yang saya bawa di kantong hari itu cuma tersisa 16 yuan. Untuk para pecinta belanja, Beijing, Hongkong, Bangkok mungkin surganya barang-barang murah. Tapi di Beijing itu harganya murah bangeeeett (inget, asal bisa nawarnya) bahkan jika dibandingkan belanja di Bangkok. Kalau ngomongin kualitas, memang harga gak bisa bohong. Tapi kalau pun kita beli barang KW, asal pintar lihat barangnya bisa banget dapetin barang KW yang baguuuuus lho. Saya pribadi belanja tas banyak, abis murah banget. Flat shoes dan boots juga murah-murah. Flat shoes yang dijual di online shopping di Jakarta dengan harga sekitaran Rp 250.000, di sana bisa di dapat dengan harga Rp 73.000 saja.

Di satu tempat ada banyak kualitas barang yang dijual. Saya yakin sih para cewek-cewek dengan megang dan lihat barangnya aja bisa tau itu memang barang kualitas bagus, lumayan, atau jelek. Jadi, kita juga bisa mengira-ngira berapa harga yang akan kita tawar. So, buat yang mau pergi belanja di Beijing, siapkan duit dan mental kalian. Happy shopping. ^_^


pic from here


 






No comments:

Post a Comment