Thursday, February 9, 2012

Klise

Seharusnya dia berterima kasih padaku. Kalau bukan aku yang memaki-makinya dulu, mengusirnya agar pergi jauh-jauh, menendangnya hingga terjengkang berlumur airmata, mungkin sekarang ia masih hidup menjadi pembohong, penipu, pengkhianat.

Setelah ditendang seperti binatang, ternyata toh ia bangkit juga. Tidak gila, apalagi sampai mati. Malah sekarang ia berkoar tentang ketegarannya. Menyadari betapa bodoh dirinya yang dulu merasa seperti perempuan paling menderita di dunia sebab ditinggalkan. Merasa kebahagiaan hidupnya direnggut. Tapi kemudian sadar bahwa (mungkin) masih banyak orang yang mencintainya, tanpa embel-embel kekasih atau pecinta. 

Merasa setelah ditinggalkan dengan kepiluan yang mendalam, kemudian ternyata menumbuhkan energi yang akhirnya menggali kemampuannya. Tidak kalut lagi dengan resah rindu. Tidak cemas. Tidak lagi berairmata.


Klise. Perempuan yang terbuang, selalu begitu, bukan?!




No comments:

Post a Comment