"Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis
dan tak ada orang bertanya kenapa."
dan tak ada orang bertanya kenapa."
(Pada Suatu Pagi Hari - Sapardi Djoko Damono)
Aku di sini. Dengan gerimis yang mengkristal semalaman bersama angin. Kenapa segalanya menjadi rumit ketika menyangkut tentangmu. Detik jam berjalan lambat, seiring kepedihan yang mengendap. Aku cuma ingin berdua malam ini. Menyambut bunyi lonceng angin besok pagi pukul tujuh bersamamu. Namun, kamu kerap abai dengan protes-protes kecilku. Tergelak dan berlalu.
Dari balik jendela hujan tumpah di atas aspal malam ini. Mengikis perih yang merebak di udara. Aku ingin berlari saja. Merengkuh dalam basah yang penuh rindu. Menari menangis, bertopeng dalam hujan.
Jakarta, 3 Februari 2012
Dari balik jendela hujan tumpah di atas aspal malam ini. Mengikis perih yang merebak di udara. Aku ingin berlari saja. Merengkuh dalam basah yang penuh rindu. Menari menangis, bertopeng dalam hujan.
Jakarta, 3 Februari 2012
No comments:
Post a Comment