Tuesday, August 30, 2011

Ular Tangga

Dan ditakdirkan bagimu menjadi pelempar dadu, dalam sebuah permainan yang sudah lama dimulai. Ada giliran yang harus ditunggu untuk bijibiji dadu sampai di tanganmu. Dan kau pelanpelan menanjaki. Berharap angka tinggi tiap kali giliran singgah padamu.

Ada kecemasan yang datang tiap kali biji dadu dilemparkan. Tanganmu mungkin gemetar. Memejam mata seraya merapalkan doadoa.

Beberapa kali kau melonjak kegirangan. Ketika kembar enam wajah dadumu. Tergesa menapaki tangga. Seperti tak ingin kehilangan kesempatan melempar dadu dua kali. Semua mungkin juga akan bertingkah serupa.

Tapi dadu harus selalu diputarkan. Ada penantian lagi yang mesti ditunggu. Sambil itu kau terus mengucapkan mantra, melayangkan banyak harapan. Hingga giiran datang lagi kepadamu.

Gemetar lagi kau lemparkan dadu. Angka kecil kali ini. Turunan terjal dihadapanmu. Ada langkah yang harus kau tapaki dari awal lagi. Sebab mungkin ada hal-hal yang terlewat, pelajaran yang belum sempat kau petik, dan waktu yang akan membuatmu lebih mengerti arti perjalanan ini.

Ini hanya permainan, sayang. Giliran akan datang lagi padamu. Membawamu ke tempat yang lebih tinggi. Nanti, ketika tiba padamu saatnya lagi, mungkin kau bisikkan, "angka-Mu saja."

Takdirku ditanganmu, Tuhanku.



Bekasi, 29 Agustus, 2011

Inspired by: "Angka-Mu saja." - Penjual Kenangan


pic from here

No comments:

Post a Comment