mungkin aku akan merindukanmu, suatu hari
ketika langit cerah. menanyai hati sendiri
bagaimana kabarmu hari ini?
mungkin aku akan merindukan kotamu
suasananya, petang yang kita gemari
atau pagi-pagi yang kita sambut dengan senyuman
aku pasti merindukan Ibu, yang selalu mendoakan
kebahagiaan kita. yang selalu mengusap ubun-ubunku
pelan-pelan setelah ia membuat Salib
antara dahi, dada, dan bahunya
mengucapkan doa-doa kristiani
yang entah bagaimana pun caranya
ia hanya mendoakan kita
jika aku mengucapkan selamat tinggal
mungkinkah kau menjadi lebih bahagia?
mungkinkah aku menyesal?
mungkinkah?
mungkin.
Jakarta, 30 November 2010
No comments:
Post a Comment