Friday, August 10, 2012

Tentang Rindu Yang Tak Sampai

persimpangan jalan telah memaksa kita pulang berbeda arah
tapi tak perlu lambaian tangan itu
sebab ini bukan perpisahan, katamu
"besok kujemput kau lagi."

pagi mati di depan pintu
angin mengabarkan kisahmu
yang resah bersuka

seperti langit, kau tahu
aku akan tetap di sana
meski nanti kelak aku kisahkan
tentang rindu yang tak sampai


Jakarta, 10 Agustus, 2012

pic from here

4 comments:

  1. Luv it, luuuv it so much!
    Hugs, puisimu menyentuh banget kayak datang dari hati paling dalam gitu.

    Eh suka baca buku puisi dari siapa aja?

    ReplyDelete
  2. hi Mbak Eka.. thanks udah mampir di sini. :)

    aku paling suka Sapardi, tapi sih kalau puisi, siapa pun yang nulis biasanya suka-suka aja bacanya. Chairil suka, GM suka, JokPin suka, Rama Prabu juga suka, hehe.. banyak sukanyaa, hihihi..

    kalau Mbak Eka suka puisi juga gak?

    ReplyDelete
  3. wow keren banget puisinya. puisiku aja seperti sampah rasanya xixii

    ReplyDelete
  4. Vicio: waduuh.. gimana trs mau belajar kalau ga menghargai karya sendiri? semangaaatt.. :)

    ReplyDelete