tapi tak perlu lambaian tangan itu
sebab ini bukan perpisahan, katamu
"besok kujemput kau lagi."
pagi mati di depan pintu
angin mengabarkan kisahmu
yang resah bersuka
seperti langit, kau tahu
aku akan tetap di sana
meski nanti kelak aku kisahkan
tentang rindu yang tak sampai
Jakarta, 10 Agustus, 2012
pic from here |
Luv it, luuuv it so much!
ReplyDeleteHugs, puisimu menyentuh banget kayak datang dari hati paling dalam gitu.
Eh suka baca buku puisi dari siapa aja?
hi Mbak Eka.. thanks udah mampir di sini. :)
ReplyDeleteaku paling suka Sapardi, tapi sih kalau puisi, siapa pun yang nulis biasanya suka-suka aja bacanya. Chairil suka, GM suka, JokPin suka, Rama Prabu juga suka, hehe.. banyak sukanyaa, hihihi..
kalau Mbak Eka suka puisi juga gak?
wow keren banget puisinya. puisiku aja seperti sampah rasanya xixii
ReplyDeleteVicio: waduuh.. gimana trs mau belajar kalau ga menghargai karya sendiri? semangaaatt.. :)
ReplyDelete