Sunday, February 3, 2019

One Day Tour: Stratford upon-Avon, Stow On the Wold, Oxford

September, 2017


Perjalanan dari London ke Oxford diiringi hujan sepanjang jalan. Hening mendominasi suasana di dalam mobil yang membawa kami ke sana. Sesekali saja sang tour guide berbicara tanpa ada yang menanggapi. Saya sibuk memandang ke luar jendela menikmati hamparan padang datar yang luas khas countryside Inggris dan juga hutan penuh pohon birkin yang daunnya mulai memberi warna khas musim gugur.

Pemberhentian pertama kami di Stratford upon-Avond, sebuah kota kecil yang cantik tempat kelahiran penyair terkenal William Shakespeare. Kami mengunjungi The Shakespeare Center, semacam museum tempat menyimpan banyak koleksi dari kehidupan Shakespeare di masa dulu. Kemudian kami memasuki rumah yang dipercayai sebagai rumah tempat kelahiran Shakespeare. Kalian bisa melihat berbagai  barang di dalam rumah tersebut masih terawat dengan baik, tempat tidur dimana Shakespeare dilahirkan pun masih berada di sana. Penampakan rumah ini khas sekali bangunan Inggris di masa lalu, dengan taman yang cantik di sekelilingnya. Di bagian belakang terdapat toko suvenir, menjual berbagai barang yang berhubungan dengan Shakespeare. Perjalanan dilanjutkan menuju Anne Hathaway's Cottage, yang merupakan rumah masa kecil dari istri William Shakespeare. Sayangnya kami hanya diberi waktu 5 menit untuk turun dan mengambil foto. Saya kira kami akan mampir juga di Trinity Church, gereja yang terdapat makam Shakespeare, namun ternyata tidak. Dan gerimis mulai turun kembali saat kami melanjutkan perjalanan menuju Costwold.

Rumah tempat kelahiran William Shakespeare.

Hujan semakin deras ketika kami berhenti di Stow-on-the-Wold, Costwold, untuk makan siang. Costwold sendiri merupakan salah satu daerah di dekat Oxford yang memiliki banyak sekali desa kecil yang cantik. Bahkan karena keindahannya, oleh pemerintah Inggris wilayah ini dijuluki  sebagai "Area of Outstanding Natural Beauty". Kami hanya diberikan waktu satu jam oleh sang tour guide untuk berada di sini, jadi saya langsung menuju sebuah cafe kecil di sana untuk makan siang sekaligus berteduh. Setangkup chicken sandwich dan segelas minuman hangat cukup untuk mengganjal perut. Hujan mulai reda ketika saya selesai makan. Masih ada waktu sekitar 30 menit sebelum perjalanan menuju Oxford dilanjutkan, jadi saya putuskan mengelilingi wilayah sekitar. Rumah-rumah dari batu berwarna kekuningan mendominasi bangunan-bangunan di sini. Rasanya seperti berjalan di dalam buku dongeng. Indah sekali. 

Kalau suatu saat nanti ada kesempatan lagi untuk datang ke Inggris saya pasti akan mengambil tour khusus di daerah Costwold untuk mengunjungi berbagai desa tercantik di Inggris Raya ini.

Deretan toko suvenir di Stow-on-the-Wold

Perjalanan menuju Oxford berlanjut dan hujan turun kembali. Kami tiba di Oxford sekitar pukul dua siang, masih gerimis, namun tak menghentikan walking tour kami ke Christ Church College, Bridge of Sighs, Boudlain Library, dan Divinity School. Sayangnya, kami tidak masuk ke dalam Christ Church College yang terkenal sebagai lokasi syuting film Harry Potter. Jadi keinginan saya melihat Great Hall Hogwarts dan tangga dimana Harry pertama kali bertemu dengan Prof. McGonagall tidak bisa tercapai. Sebagai Potterhead tentu saja saya kecewa. Namun kekecewaan itu lumayan terbayar ketika kami memasuki Divinity School. Tempat ini juga merupakan salah satu lokasi syuting film Harry Potter yang digunakan sebagai kelas dansa bersama Prof. McGonagall dan juga ruangan rumah sakit di Hogwarts, tempat Harry dirawat setelah bertarung pertama kalinya dengan Voldermort.

Meski hanya beberapa jam menghabiskan waktu di Oxford tapi kota ini jelas membuat saya jatuh cinta terutama dengan suasana dan bangunan-bangunan tuanya. Universitas Oxford di sini juga merupakan universitas tertua di Inggris dan menjadi almamater bagi banyak tokoh ternama dunia. Tanggal berdiri universitas ini tidak pernah diketahui secara pasti namun diperkirakan kegiatan belajar-mengajar di Oxford telah dimulai sejak tahun 1096. Tidak cukup sehari mengelilingi kota ini, mungkin menghabiskan dua malam di sini akan terasa lebih sempurna. Sayangnya waktu kunjungan saya kali ini tidak banyak. But it means there's a "I'll see you again" for Oxford.


Kenal ruangan ini? Yup! Tempat Ron Weasley belajar dansa dengan Prof. McGonagall.

Untuk tour yang saya ikuti ini adalah dari www.internationalfriends.co.uk. Kalau dinilai skala 1-10, nilai saya untuk tour ini hanya 5. Karena apa? Harganya cukup mahal untuk one day tour, saya membayar GBP 278 untuk dua orang. Kami tidak mendapat makan siang, sang tour guide juga tidak cukup attractive menurut saya pribadi, dan di beberapa tempat kami sangat diburu-buru. Kemudian kami juga tidak berhenti di Bourton on the Water (saya kira ini dikarenakan hujan saat itu), dan banyak tempat di Universitas Oxford yang hanya kami lewati dari luarnya saja.

Keputusan saat itu untuk mengambil tour ini adalah dikarenakan layanan mereka yang mempunyai meeting point di depan British Museum, yang mana lokasinya tidak jauh dari penginapan kami dan akan mengantar kami kembali ke London. Jadi kami tidak perlu repot lagi mencari transport ke- dan dari Oxford. Padahal salah satu tujuan utama kami ingin ke Oxford adalah untuk mengunjungi lokasi-lokasi syuting film Harry Potter dan tour ini rasanya memang tidak tepat.

Kalau kamu Potterhead dan punya tujuan yang serupa dengan kami, banyak sekali tour di Oxford yang menyediakan walking tour khusus Harry Potter. Salah satu yang jadi pertimbangan saat itu adalah www.experienceoxfordshire.org. Kalian bisa mengambil ""Harry Potter and Alice In Wonderland Official Oxford Tour" di sana, dengan harga yang jauh lebih murah, hanya GBP 25 per orang. Hanya saja tour ini tidak berlangsung setiap hari, dan hanya berdurasi 2 jam, meeting point pun berada di Oxford langsung, yang artinya jika kamu datang dari London, kamu harus cari sendiri transportasi untuk ke sana.


No comments:

Post a Comment