Hujan di luar meratap
Malam pun sepi
Ku tertegun pada kaca jendela
Menghitung rintik demi rintik
Detik demi detik
Melintas waktu begitu bergegas
Kemudian tersadar kita berjarak setengah lingkar dunia
Apa kabar di sana?
Angin musim gugur mengirimkan suara dari jauh kepadamu
Berdesing di telingamu
Tentang airmata yang panas
Salemba, 6 November 2018
ketika awan mendung, aku akan berlari keluar, bertelanjang kaki dan menari bersama rinai hujan. Dalam basah akan kutemukan inspirasi, maka pada kata-kata ini kukristalkan dingin kisahnya
Monday, December 31, 2018
Friday, March 16, 2018
Trip To London: Visa UK Ditolak
Hellaaaawwww....
Iyaa, ini emang udah kelewat lama sejak trip ke London akhir September 2017 lalu. Tapi better late than
never, kan ya? Setelah blog ini dianggurin sampe jamuran, kali ini aku mau
sharing tentang pengalaman visa UK yang sempat ditolak.
Jadi, setelah dapat tiket murah meriah untuk ke London dari Garuda Travel
Fair, aku sama Ena udah excited banget karena mimpi kami menjejakkan kaki di
Inggris rasanya gak lama lagi terwujud. Akomodasi, itinerary dan segala
printilan lain untuk ke sana udah disiapin dari bulan-bulan sebelumnya. Tinggal
nabung yang masih kudu jor-joran dan proses bikin visanya.
Ena apply visa UK sekitar 3 minggu lebih dulu daripada aku yang saat itu
masih riweh karena suami diopname karena DBD. Setelah isi aplikasi online untuk visa UK (syarat dan cara pengisian form Visa UK bisa dibaca di sini), tanggal
17 July 2017 pagi sesuai appointment aku datang ke VFS di Kuningan City untuk
melakukan interview dan pengambilan sidik jari. Kebetulan di hari yang sama,
sore harinya Ena juga mau ngambil hasil visa UK dia yang ternyata udah keluar.
Jam 4 sore, ada Whatsapp masuk dari Ena. Bunyinya, "Visa gue
ditolak, Da." 😭
Drama dan huru-hara tentu saja terjadi tapi gak perlu lah ya ditulisin
di sini. Kepanjangaaaan...! Intinya adalah, visa UK Ena ditolak karena rekening
tabungan yang dikasih gak bisa menunjukan bukti pemasukan dari gaji dia dan ada
lonjakan saldo yang tinggi dan dicurigain itu bukan uang dia yang sebenarnya.
(Ribet yeee, duit dikit salah duit kebanyakan juga salah 😛)
Baiklah... jadi ya emang ada salahnya juga sih karena ternyata si Ena gak
ngasihin print rekening tabungan payroll dia yang mana bisa nunjukin kalau tiap
bulan dia terima uang gaji. Dia cuma kasih print rekening tabungannya yang
khusus dipake nabungin uang untuk jalan-jalan. Dan soal lonjakan saldo
sebetulnya adalah uang THR dia pas lebaran yang begitu masuk di rekening
payroll dia transfer langsung semuanya ke tabungan jalan-jalannya.
Saat itu gue ikut deg-degan juga. Mikirnya, kalau nanti gue dapet visa ya masa
gue jalan-jalan sendiri. Nanya sana-sini soal aplikasi visa UK yang ditolak,
browsing di internet juga minim banget informasinya. Untungnya yaa, ada Kakak
Kenny - Kartu Pos (IG: @kartuposinsta) yang baik banget ditanyain soal info ini
itu. Dari dia lah akhirnya kami tau kalau visa UK ditolak maka applicant boleh
meng-apply visa lagi tanpa perlu menunggu jeda waktu tertentu.
Jadi diputuskan lah bawa Ena
akan apply ulang visa UK (dan tentunya bayar ulang pulaaak...). Semua dokumen
disiapin lagi selengkap-lengkapnya. Dia sampe bikin surat keterangan untuk
dilampirin yang memberikan keterangan soal apa itu THR. 😁
Seminggu kemudian...
Aku dapat notifikasi lewat email dari VFS bahwa visa UK-nya udah bisa
diambil. Dua hari kemudian aku datang. Sepanjang nunggu nomor antrian dipanggil
dada ini dag dig dug melulu. Karena sudah tau bahwa visa yang ditolak pasti di
dalam plastik pembungkus passport kita bakalan ada surat pemberitahuannya, maka
hal yang aku lakukan pertama kali saat menerima amplop tersebut adalah
menggesek plastik dokumennya untuk merasai ada kertas gak di dalamnya. Dan apa
coba???
Iyaaak... Ada dong kertasnya. Gue rasanya
saat itu kok ya nelangsa tapi pasrah. Haha...! Gak kaget lagi sih karena udah dengar kabar visa
UK Ena yang ditolak juga. Jadi gue berpikir sama, yaudah gue bakal apply aja
lagi.
Setelah terima amplopnya,
walaupun udah tau ada kertas di dalamnya, untuk memastikan lagi, aku masuk ke
toilet dan duduk di dalamnya cuma untuk buka itu amplop. (Kan malu yak masa buka
amplopnya di dalem VFS terus ntar orang-orang liat dong kalo visa gue ditolak).
Abis baca surat penolakan visanya aku kirim Whatsapp ke Ena, "Visa gue
juga ditolak dong." 😭😭😭
(Anak kembar nasibnya gini amat yaa, serupa.)
Alasan penolakannya kali ini beda, lebih beragam. Mungkin karena aku nulis
pekerjaan di form aplikasi sebagai freelancer. Mulai dari yang bilang pemasukan
yang gak jelas tiap bulannya, gak ada bukti bahwa sudah pernah melakukan
perjalanan ke luar negeri sebelumnya (ini salah gue sih lupa kasih fotokopi isi
passport lama), gak mencantumkan bukti pendapatan suami (padahal laki gue kan
gak ikut perginya), sampe di state katanya biaya trip ini semacem lebih besar pasak daripada tiang, so deze gak satisfied.
(Elaaaah... aku kudu piye supaya kamu satisfied, Maz?)
Dari penolakan ini aku belajar
sih kalo soal apply visa itu emang bukan cuma perkara banyaknya duit di
rekening. Tapi juga soal kelengkapan dokumen yang meyakinkan mereka. Karena
kalo mau ngomongin soal jumlah uang, di rekening aku saat itu jumlahnya jauh
banget dari kata cukup (sombooong 😝). Tapi untunglah aku anaknya gigih dan gak mudah menyerah, visa ditolak <strike>dukun bertindak</strike> ya apply lagi lah!
Emang sih apply visa baru means harus bayar lagi, double pengeluaran. Tapi
yawis rapopo demi mengejar mimpi. Jadi dalam waktu sekitar 2 minggu berikutnya
yang aku lakukan adalah mempersiapkan semua dokumen yang dianggap perlu untuk
dilampirkan demi membuat mereka yakin dan percaya.
Dokumen tambahannya sbb:
- fotokopi semua halaman passport lama yang ada stamp dari negara-negara
yang pernah dikunjungi (ini karena emang kelupaan sebelumnya)
- surat keterangan dari beberapa perusahaan yang selama ini bekerja sama
dengan aku, yang menyatakan bahwa betul aku bekerja freelance di tempat mereka
dan masih akan menggunakan jasaku untuk ke depannya. (Minta di-print di atas kop
surat perusahaan, ditandatangani dan dicap basah)
- print tabungan payroll suami selama 6 bulan terakhir
- tagihan kartu kredit suami selama 6 bulan terakhir
- surat keterangan dari Ena sebagai orang yang pergi bareng untuk trip ini,
bahwa dia bekerja dan memiliki gaji tetap dari perusahaannya dan dia menjamin
sebagian pengeluaran aku di sana.
- print rekening payroll dan tabungan jalan-jalan Ena selama 6 bulan
terakhir
- print tagihan kartu kredit Ena selama 6 bulan terakhir
- foto aku bersama anak-anak dan suami (biar yakin gue punya keluarga di
sini dan pasti bakalan pulang). Ini perlu gak perlu sebetulnya, tapi dari hasil baca-baca beberapa blog orang, it works.
- surat keterangan yang berisi pernyataan mengenai beberapa point: menyatakan
bahwa walaupun bekerja sebagai freelancer tapi saat itu aku juga bekerja
sebagai karyawan tetap di satu perusahaan riset, which means aku punya dua
pemasukan sebetulnya. Lalu aku pergi dengan saudara kandungku yang punya
pekerjaan tetap di Jakarta, aku punya suami dan anak yang pasti membuatku akan
pulang lagi ke Indonesia.
- dan pada print rekening
koran selama 6 bulan terakhir, semua pemasukan dari perusahaan-perusahaan
tempat aku bekerja sebagai freelancer juga aku stabilo-in biar mereka bisa liat
secara jelas jumlah uang yang masuk tiap bulan.
Ribet yak? Mayaan. Tapi untuk mewujudkan mimpi emang perlu usaha, kadang
ekstra.
Well, setelah aku masukin aplikasi lagi ke VFS untuk kedua kalinya, tinggal
nunggu kabar dari mereka. Kalau aplikasi visa pertama less than a week aku udah
bisa terima hasilnya (yhaa, walopun ditolak), yang kedua ini aku sampe senewen
nungguinnya kok gak dapat-dapat kabar juga. Sementara tanggal keberangkatan
semakin mepet. Dan Ena tentu saja sudah berhasil dapat visa UK nya.
3 minggu kemudian...
Akhirnya masuk juga email notifikasi dari VFS, mengabarkan bahwa hasil visa
UK aku udah bisa diambil. Dan tentu saja kalian udah bisa nebak kan
hasilnya? 😎😎
London, I'm comiiiing....!!! |
Subscribe to:
Posts (Atom)