Thursday, December 20, 2012

More Than Just Eiffel

Siapa yang gak suka jalan-jalan? Siapa yang gak doyan jalan-jalan gratisan? Siapa yang gak mupeng diajak jalan-jalan gratisan keluar negeri?

Saya? Pengen banget, mau banget, mupeng banget!

But I said "No" for this time. *ngelap airmata* *mulaidrama*


Tepat dua minggu lalu hal  itu resmi diumumkan. Diakhir acara bulanan kantor "Town Hall", dimana seluruh karyawan berkumpul. Tiba-tiba sang Boss besar mengumumkan tujuan outing kantor tahun depan. Daaaannn..... jeng, jeng, jeng, jeng... We're going to:


PARIS

Sontak seluruh karyawan jejeritan kaya ketemu Suju. Eh, gak gitu juga sih kalau ketemu Suju. Yah, pokoknya langsung rame kaya pasar malem. Sorak sorai bergema dimana-mana. *sumpah, beneran* *gak drama kali ini*

Yup. It's confirmed! 

Tujuan pergi outing ke Paris bukan tidak diketahui oleh para karyawan. Di kantor tempat saya bekerja, khusus untuk tahun ini memang dipasang target untuk menentukan tujuan outing kantor kami berikutnya. Setelah dua kali sebelumnya para karyawan dibawa ke Pattaya-Bangkok, Thailand dan Beijing, China berdasarkan keputusan si Boss sendiri, kali ini kami pergi berdasarkan target yang dicapai.

Dua papan tulis besar dengan angka-angka target tiap bulan dan persentase yang dicapai diletakkan di dinding di kedua lantai kantor. Di bagian bawah terdapat tujuh buah gambar destinasi wisata yang berbeda, plus dengan kisaran targetnya. Jadi seluruh karyawan tahu, jika mau pergi ke destinasi tersebut, berapa jumlah target yang harus dicapai. Gambar Taman Safari ada di urutan pertama  dan diakhiri oleh gambar Menara Eiffel.

Gosip pergi ke Paris sebetulnya sudah sempat ramai dibicarakan. Namun karena setiap bulan acara "Town Hall", Boss kami selalu menyebutkan berapa jumlah target yang sudah dicapai, sementara ini adalah bulan terakhir dari tahun ini, alhasil orang-orang di kantor belum terlalu pede akan pergi ke Paris, karena sebetulnya masih kurang sedikit.

Tapi memang hari itu si Boss benar-benar membuat semua orang terkejut. Begini nih cerita detailnya...

Acara "Town Hall" berlangsung seperti biasanya di depan seluruh karyawan. Boss mulai mempresentasikan tentang ini dan itu, lalu masuk lah ke bagian mengenai pendapatan target bulan ini. Sebagian orang mulai nyeletukin, "paris... paris.."
"Hahaha, no, I won't say anything before I give my signature to the last invoice." katanya sambil ngakak. Lalu dia bilang bahwa siang ini tandatangan terakhirnya di invoice, pendapatan masih sejumlah bla bla bla. Kurang dikit lagi lah pokoknya.

Hampir satu jam lewat acara ini berlangsung dengan penuh bla, bla, bla. Lalu berakhir lah acara ini saat Boss berkata, "Okay, thank you for coming today." dan para karyawan mulai membubarkan diri. Saat itu lah kemudian dia berkata lagi, "Hey, hey... Attention, sorry, I am forget to say one thing." Para karyawan yang tadinya sudah beranjak kabur kemudian berhenti lagi. Karena posisi duduk saya persis di depan projector tempat berdirinya si Boss, saya melihat dia mengeluarkan Flash Disk dari kantong kemejanya. Saat itu saya cuma mikir dalam hati, tumben banget si Boss bawa flash disk sendiri. Karena biasanya semua materi "Town Hall" sudah disiapkan di dalam laptop.

Kemudian sebuah slide muncul. Tertulis : We have met our target?
*muka si Boss cengengesan* *muka karyawan kebingungan*

Lalu, sebuah tanda checklist hijau besar muncul dilayar. 

Boss berkata,"so, what's next?"
*muka si boss masih cengengesan* *muka karyawan kebingungan plus ikut cengengesan*

Dan....

Sebuah gambar Menara Eiffel muncul memenuhi layar. Lengkap dengan tulisan di bagian atasnya "Paris, here we come!"

Dan kerusuhan abad ini pun resmi dimulai...!!! Semua jejeritan, semua gedombrangan, semua jejingkrakan, semua teriak-teriakan. Dan si Boss ngakak parah! 

"But wait," he said! "Look at this. We're not only going to Paris!" 
*muka karyawan yang lagi ketawa kemudian separo melongo, separo menganga*

Slide diputar lagi...

"Here we go... Amsterdam-Brussel-Paris for one week. Not only Paris, guys!" katanya.

Lalu bisa kalian bayangkan sendiri lah ya bagaimana itu kantor rusuhnya. Dan, begitulah kisah ini berakhir.


Minggu ini Mbak Riana yang mengurusi soal trip ini mulai mendata para karyawan yang akan ikut pergi. Saya ditanya apakah mau ikut atau gak, karena saya sedang hamil. Kalau dibilang mau, jelas mau bangeeeett lah. Kemudian saya galau kaya anak ABG jatuh cinta *halah*

Kalau melihat tanggal perginya, sebenarnya saya pasti sudah melahirkan. Tapi mungkin adek bayinya baru berusia 3 mingguan. Ajegile, emak-emak abis brojol langsung mau ikut ke Paris? Begitu kan ya pasti orang-orang mikirnya? Ntar anaknya sama siapa? Ntar nyusunya gimana? Yang ngurusin nanti siapa?
*berpikir semacem gue ini sejenis emak yang bakal ninggalin anak gue di panti asuhan kali yaa gitu*

Iyeeee, itu sih juga yang jadi pikiran saya. Tapi tau gak? Saya masih aja sempat-sempatnya mendiskusikan tentang ini kepada suami, dan ia akhirnya mengizinkan saya pergi. Dengan satu syarat, stok ASI untuk adek bayi harus cukup selama ditinggal pergi. 

Terus soal emak babe mertua, bagaimana? Kalau ntar ditanyain gimana? Suami saya dengan gampangnya bilang, "Yah, bilang aja nanti ibunya refreshing sebentar abis hamil sama melahirkan kemarin capek."  *cipok suami gue dulu aaaaahh*

Lalu, kemarin pagi di kantor saya memberitahu Mbak Riana kalau suami saya mengizinkan saya ikut pergi. Siangnya, si Cici Dewi, tour leader yang sudah dua tahun berturut-turut membawa kantor saya melakukan trip datang bertemu si Boss. Saat ketemu saya, dia langsung heboh cerita dan bercanda-canda, sambil bilang, "Duh, Mei, yang mau jadi mommy, gak bisa shopping-shopping dong. Sesar aja bayinya. Kalau kita orang Chinese biasanya lahirnya anak itu suka dipilih lho tanggalnya, biar dilihat keberuntungannya, dan biar ke depan jalannya mudah. Udah, ikut aja, cuma sebentar ini perginya."  

Malam harinya suami saya tanya, "kamu tadi udah bilang yang soal pergi itu ke orang kantor?"
"Udah. Aku gak jadi ikut kok."

Yup, saya mutusin gak ikut pergi meski suami mengizinkan. Gak tahu kenapa ya, walau awalnya bingung, terus sempet senang karena diizinin suami, lalu saya ber-positif thinking bahwa selama ditinggal seminggu pasti bayi saya akan baik-baik aja sama bapaknya dan orangtua saya, stok ASI pasti cukup, dan everything is gonna be okay, saya memutuskan untuk gak ikutan.

How can I leave my baby? It's more beautiful than Eiffel tower or Amsterdam's canal or everything there. My baby is my world. 

Kalau kata Gita Gutawa, "tak perlu lah aku keliling dunia, 'karna ku tak mau jauh darimu."


pic from here

1 comment: