Friday, August 12, 2016

Senja Yang Cemas

barangkali adalah air laut yang pasang surut cinta kita itu. kau menjadi asin gelombang yang terus menyapu jejak kakiku di gigir pantai itu. lukaku perih dan tak kunjung sembuh, tapi seperti yang kelak kau tahu, aku selalu saja mencari dan menghampirimu.

kehilangan adalah hal yang sederhana, katamu, maka berbahagialah. tapi senja selalu menuntunku pada cemas. menculik satu demi satu kelip bintang yang sering kita eja di beranda malam-malam.

telah sekian lama aku lupa bagaimana menyalakan lentera di kepalaku. untuk tetap ingat bahwa matamu lah kunang-kunang penghias gulita. untuk tidak alpa bahwa aku pernah mengasihimu.

tapi senja selalu menuntunku pada cemas. bagaimana nanti aku mengingatmu saat gelap? sementara kenangan semakin surut pada magrib yang basah.



Jakarta, 17 Mei 2016

No comments:

Post a Comment