Friday, September 28, 2012

Bye High Heels

Semenjak mengetahui saya hamil, high heels saya terpaksa dikandangin dulu selama 9 bulan. Di kantor sekarang bunyi pletak-pletok sepatu saya gak kedengeran lagi. Beberapa orang sampai bilang ke saya, "Mbak Mei high heels-nya diumpetin dulu ya?" Saya mungkin termasuk segelintir perempuan di kantor yang paling senang pakai high heels from 9 to 5. 

Sekarang demi my baby bala-bala, I have to say bye for a while... ^_^



pic from here

Thursday, September 27, 2012

Tentang Luka

"... dia tahu apa yang dia lakukan. Dan mungkin kita tidak punya kemampuan untuk mengampuni. Yang bisa kita lakukan adalah berdamai dengan sisi lain manusia yang tak kita mengerti. Setidaknya, itu membuat kita tidak mengutuk dia atau membalas dia."

"Setiap kita punya sisi gelap, .... Setiap kita punya bayang-bayang."

(Lalita, hal. 206)

--------------------------------------------------------------------------------------------------


Patutkah manusia disebut manusia jika mampu melukai manusia lain dengan cara yang begitu menjijikan? Apakah manusia tidak sadar dirinya manusia saat mereka berbuat nista?

Tidakkah manusia menjadi setan saat mereka lupa rasa kemanusiaan mereka, lalu perbuatan mereka menjelma sakit hati bagi manusia lain?

Lalu salahkah rasa kesetanan seorang manusia dibalas oleh rasa kesetanan manusia lain juga?

Sakit itu manusiawi, katanya. Entah kata siapa. Bagaimana dengan sakit yang merasuk hingga kau bisa rasakan tulang-tulangmu perlahan hancur, hatimu dihisap kebahagiaannya, pikiranmu penuh dengan sakit yang tiap-tiap malam menjelma mimpi buruk dan kau tak punya daya lagi. Lemas. Lalu mati. Itukah rasa kemanusiawian?


***

Hatiku terlampau remuk. Dan mulutku tak bisa berhenti mengutuk. Luka itu tumbuh sebagai bara yang senantiasa panas dan nyala. Bagaimana aku mampu mengampuni? Sebab rela saja tidak semudah yang kau kira. 

Dekap. Dekap aku, Sayang. Biarkan aku meraung dalam pelukmu. Meronta sambil menjeritkan hati yang tersayat. Aku tidak akan pernah diam. Sebab luka menjelma dendam. Dan aku tidak mengerti tentang sakit hati ini. Dekap aku! Biar aku tahu kau di sini. Hanya untukku.

***

Ajari aku bagaimana caranya berdamai dengan sakit hati. Dengan sisi lain manusia yang tak ku mengerti. Sebab aku tak tahu bagaimana cara mengampuni. Mungkin suatu hari, mulutku akan berhenti merapal mantra serta kutukan yang mewabahkan derita. Kelak, aku akan menerima juga menyadari bahwa tiap kita memiliki sisi gelap.

Tapi kini biarkan aku tertawa, serta mengirimkan kembali luka, untuknya. Mengirimkan sebuah foto bergambar kita, penuh mesra. Tertuliskan: Hanya sampah yang dibuang tanpa perasaan!



Jakarta, 2012
ketika hujan bermusim di rumah kita...



pic from here








Wednesday, September 26, 2012

Selalu, Selamanya Ada Doa Untukmu

aku memutar kembali kenangan lama
cerita tentang kupukupu dan bunga, tentang senja yang menguning
dan kita yang tertawa

betapa waktu begitu cepat berlalu
dan kita demikian dekat
namun waktu juga ternyata tumbuh menjadi jembatan
membentangkan jarak

sepenggal kisah akan menjadi masa lalu
tersimpan rapih di dalam saku
kamu, akan menjadi doa yang selalu disisipkan

selalu, selamanya ada doa untukmu


Jakarta, 26 September, 2012

pic from here

Aku Kembali Dengan Seorang Bayi.

kemarau selalu tiba, kadang tidak tepat waktunya
tapi hujan pasti akan datang lagi dan lagi


Hai, aku kembali... *nyengir*

Semoga ini bukan kembali yang cuma sekedar menyapa pembaca. Tapi memang berapa bulan terakhir ini produktifitas menulis saya menurun drastis. Lihat saja arsip sejak beberapa bulan lalu, dalam sebulan tidak lebih dari sepuluh tulisan saya hasilkan. Padahal sebelumnya saya suka nyampah di sini, cerita-cerita yang gak penting, hehe... 

Puisi apa kabar? Duh, jangan tanya soal yang satu itu. Puisiku habis tertusuk jarum pemintal kemudian lagi menjelma sleeping beauty yang tidur beratus-ratus tahun sambil menunggu pangeran datang untuk membangunkan. Padahal dulu seringnya kalau saya bengong, terlintas di kepala kalimat-kalimat yang menjadi ide untuk menulis puisi. Sekarang kalau bengong, ujung-ujungnya saya malah ngantuk, haha! 

Saya gak tahu apa penyebabnya, tapi mau menulis rasanya malas, ditambah ga ada inspirasi apa-apa, lagi sedikit sekali baca buku. Alhasil beginilah, enam bulan terakhir blog ditulisi ala kadarnya. Tapi saya kira ada masanya dimana hasrat menulis saya muncul lagi, menggebu, membuncah, seperti perut awan yang selalu setia melahirkan hujan, meski kemarau sudah terlampau panjang. Kini saya kembali dengan berita gembira.

I am Mommy to be ...

Yup, saya sedang hamil. Ada yang menggelitik perutku tiap pagi dan malam. Seorang bayi. Baru hari Kamis malam minggu lalu saya yakin pasti bahwa saya mengandung. Sebetulnya awal bulan ini ketika saya belum juga menstruasi, saya sudah curiga. Tapi gak mau ke-GR-an, karena dulu juga pernah telat sampai enam hari, eh tau-taunya gak jadi. Jadi meski curiga hamil dan penasaran sesungguhnya, tapi saya sengaja tunggu sampai telat tiga minggu.

Awalnya saya mau beli test pack untuk cek sebelum pergi ke dokter, tapi suami bilang gak usah, dan seorang teman juga bilang kadang test pack meski sudah telat 2-3 minggu tapi gak akurat. Akhirnya saya sabar sampai hari Kamis lalu dan kebetulan kantor libur karena Pilkada Jakarta, jadi saya meniatkan diri untuk pergi ke dokter. Siangnya saya sempat telepon RS Carolus untuk cek jadwal dokter kandungan sore itu. Tapi karena suamiku yang wartawan itu tetap bertugas dan pulang kesorean, jadi kayanya gak mungkin ke RS Carolus lagi, karena pastinya antrian udah akan sepanjang jalan kenangan. 

Malam itu kami mutusin untuk cek ke bidan di dekat rumah saja, dengan dianter bibi suami yang katanya dulu ketiga anaknya lahir di sana. Waktu sampai sana, saya ceritakan bahwa saya sudah telat, dan bla, bla, bla... lalu sang bidan menyuruh saya tes urine. Dua garis pink perlahan muncul, dan saya cuma senyam senyum sendiri.

Saya positif hamil dan sudah hampir 5 minggu usia kandungannya. Yeeay, I am having a baby. Semoga kehamilan pertama saya ini lancar-lancar saja, dan bayinya sehat. Doakan kami yaa... :)


pic from here











Monday, September 24, 2012

It's A Baby

There's something tickling my womb...
Hey, I just haven't met you yet.


pic from here

Sunday, September 16, 2012

Tentang Gerimis di Pelupuk Mata

kukirimkan sebuah puisi ke jendela kamarmu
cerita tentang gerimis di pelupuk mata
tentang cinta yang sudah terlanjur

di dalam kamar kau sibuk melipat kenangan
menepikan sepi
katamu, "malam makin pandai menulis elegi.
pulanglah dan berhenti berpuisi."


Jakarta, 15 September, 2012

pic from here

Thursday, September 13, 2012

Yang Maha Mendengar Segala Doa

Di rumah kami hujan turun lagi, Tuhan.

Sebab semua hidup adalah milikmu. Dan aku sama sekali tak berdaya. Selain pinta dan doa tiap pagi.


13 September, 2012

pic from here